Selasa, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 7 Februari 2017 04:25 wib
8.598 views
Fatamorgana Ketika Menikmati Proses
Oleh: Muhammad Malik Sayyid Ahmad (Mahasiswa STEI SEBI)
Dunia ini begitu indah bagi setiap manusia, indahnya seperti fatamorgana yang melalaikan dan menipu daya. Semua yang ada di dunia ini dikejar, dicintai bagaikan mengejar bayangan yang tak bertepi. Derasnya arus dunia ini menghanyutkan yang terlena dan juga indahnya dunia ini menggoda siapapun. Seperti harta, pangkat, dan wanita yang melemahkan jiwa ini. Kehidupan dunia ini sudah menjadi lumrah bagi manusia,banyak cabaran dan dugaan yang mendewasakan usia manusia. Bertambahnya pengalaman diri ketika melewati rintangan dan tantangan, itu semua sudah sunnah ketetapan Ilahi.
Di dunia ini, setiap manusia memiliki jalan dan aktivitas masing-masing, sehingga terkadang suatu ketentuan yang telah Allah tetapkan, sering menjadi alasan bagi orang-orang yang malas dalam beraktivitas. Tetapi, hanya orang-orang yang selalu tepat, terencana dan memulai saat itu juga, itulah orang-orang yang akan menikmati perjalanan dari sebuah proses di dunia ini
Di dunia ini, setiap manusia memiliki jalan dan aktivitas masing-masing, sehingga terkadang suatu ketentuan yang telah Allah tetapkan, sering menjadi alasan bagi orang-orang yang malas dalam beraktivitas. Tetapi, hanya orang-orang yang selalu tepat, terencana dan memulai saat itu juga, itulah orang-orang yang akan menikmati perjalanan dari sebuah proses di dunia ini. Setiap orang selalu mengeluh apabila perjalanan menuju sebuah tujuan sering mengalami kegagalan, terkadang sebagian orang mengalami sesuatu hal yang kurang bermanfaat yaitu stres dengan kegagalan. Syaitan nafsu dalam diri menjadi musuh yang tersembunyi bagi manusia, oleh karena itu tanpa iman dalam hati setiap manusia akan dikuasai.
Banyak manusia yang susah lagi memulai sebuah aktivitas karena trauma yang pernah dialami sebelumnya, memang itulah resikonya apabila kita melakukan aktivitas atau ingin menuju suatu tujuan tidak dengan langkah yang penuh dengan kehati-hatian, artinya tanpa direncanakan dengan perencanaan yang optimal. Kita harus sampai berpikir jauh dengan sesuatu hal yang kita lakukan, maksudnya sesuatu hal yang kita harapkan itu pada kenyataannya adalah bukan sesuatu tujuan mutlak, hanyalah sebuah jalan saja, jadi kalau kita bicara tentang hakikat tentang kehidupan ini, dunia hanyalah sebuah jalan saja untuk menuju sebuah tujuan mutlak yaitu akhirat.
Oleh sebab itu, ketika kita menemukan kesulitan dalam proses kehidupan kita, segeralah kembali kepada Allah SWT. Apalagi dunia sekarang yang penuh pancaroba, sikap sabar dalam menempuhnya juga dibutuhkan, dan yang paling penting adalah tetapkan keimanan dan ketaqwaan di hati sebagai senjata utama kita, serta yakin akan janji Allah yaitu surga yang telah sedia menanti. Karena kehidupan yang kekal sebenarnya adalah akhirat, dan surga adalah tempat yang dijanjikan oleh Allah SWT bagi orang yang beriman dan bertaqwa.
Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah mendapat kemenangan yang besar”. (QS. Al-Ahzab :71 -72)
Semoga kita dimudahkan untuk menuju tujuan kita yang paling utama yaitu ingin mengharapkan ridho, rahmat, dan magfirah serta mendapat tempat yang penuh hikmah dan barokah dari Allah SWT. [syahid/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!