Senin, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 27 Maret 2017 08:22 wib
16.887 views
Mualaf April Fuller: Propaganda Menyudutkan Islam Makin Membuatku Jatuh Hati pada Islam
Assalamu’alaikum. Sejak kuumumkan bahwa aku telah masuk Islam, dinding Facebook-ku penuh dengan hujatan dari teman, kenalan bahkan keluarga. Salah satu pastor muda menuliskan komentar sebagai berikut: Kamu sungguh mengecewakan. Bagimu dan teman-teman di agamamu yang baru, aku adalah orang kafir, dan itu artinya aku musuh bagimu. Sungguh memalukan kamu berpaling dari Tuhan yang penuh kasih dan lebih memilih mengabdi kepada nabi palsu yang mengajarkan kebencian.
Lalu komentar dari salah satu teman gereja: Hatiku sungguh sedih melihat gadis yang dulu kukagumi di gereja telah berubah. Kamu dulu adalah inspirasi bagi para remaja yang melihatmu teguh terhadap apa yang menjadi keyakinanmu. Kamu saat itu tidak malu menjadi seorang Kristiani. Janganlah kamu menjadi penghalang April, bagi jiwa-jiwa muda yang telah menjadi pengagummu ini.
Syukurlah tidak semua bersikap sebagaimana pastor dan teman gereja tersebut berkomentar. Seorang teman masa kecil mengucapkan selamat atas kondisiku kini. Dia menulis: Aku tahu banyak orang dan ‘teman’ yang memperlakukanmu dengan buruk karena hal ini. Tapi ini adalah keputusanmu. Aku harap kamu berhasil melewati ini semua ya, say.
Aku dibesarkan dalam lingkungan Baptist yang taat. Pamanku bahkan seorang pastor di gereja Southern Baptist. Tapi sejak mula aku merasa, bahwa agama ini tidak pas untukku. Sebaliknya, aku merasa bahwa Islam adalah agama yang masuk akal dan cocok untukku.
Islam diperkenalkan padaku saat aku duduk di bangku kulliah semester dua. Saat itu temanku memperkenalkan aku pada temannya. Dia seorang Muslim yang taat. Sejak itulah, dia mengajariku banyak hal tentang Islam.
Apa yang dulu di keyakinanku sebelumnya tidak boleh kupertanyakan, Islam malah memberikan jawaban. Dulu aku dipaksa percaya dengan buta terhadap keyakinan Baptist, di Islam berbeda. Aku diterima dengan baik dengan segenap pertanyaan dan keraguan yang melingkupiku. Islam mampu memberikan jawaban dan membuang seluruh keraguan yang ada.
...Apa yang dulu di keyakinanku sebelumnya tidak boleh kupertanyakan, Islam malah memberikan jawaban. Dulu aku dipaksa percaya dengan buta terhadap keyakinan Baptist, di Islam berbeda...
Masih basah dalah ingatan, bagaimana respon keluargaku saat tahu tentang keislamanku. Kakekku dari pihak ayah sempat mengatakan sesuatu yang cukup menyakitkan, “Setelah kamu jadi Muslim, aku ingin tahu bangunan mana yang akan kamu ledakkan setelah ini.”
Hal ini sungguh berbeda dengan keluarga dari pihak ibu. Mereka lebih bisa menerima keputusanku dengan terbuka. Hal ini selaras dengan ajaran beliau bahwa aku harus mengikuti apa kata hati. Kali ini pun tak berbeda, beliau konsisten dengan apa yang diajarkannya. Ibuku bahkan mau berusaha memahami keyakinanku yang baru, apa yang kumakan, sehingga dia bisa membantu apa yang aku butuhkan.
Teman lama boleh saja hilang dan tak mau berteman sejak aku pindah keyakinan. Tapi aku tak pernah kesepian. Aku mendapatkan ganti dengan yang lebih baik yaitu teman dan saudara seakidah. Hal unik tentang kepindahan keyakinan ini adalah fakta bahwa aku memegang jabatan sebagai direktur (semacam ketua) yang membawahi divisi pemberdayaan kaum perempuan di kampus.
Otomatis kebiasaan lama yang bercokol pada organisasi ini semacam suka minum-minuman keras dan berpesta tidak lagi kulakukan. Aku pun tidak hadir saat pertandingan sepak bola musim lalu. Itu karena aku tidak lagi berpartisipasi ke dalam kelompok gadis pom-pom yang memakai kaos kebesaran dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Hijabku telah menggantikan semua baju dan tingkah laku jahiliyah semacam itu.
Akhirnya aku mendapatkan kedamaian yang tidak pernah kudapatkan dalam keyakinan Kristen. Saat ini aku tahu apa yang kuyakini, aku mengenal diriku sendiri, dan betapa aku ingin kehidupanku merefleksikan itu semua dengan jelas. Untuk pertama kalinya dalam hidup aku tahu apa yang sedang kulakukan. Mungkin aneh, tapi aku menemukan kedamaian pada agama yang bisa jadi kata orang menebarkan kebencian. Dan aku nensyukurinya, alhamdulullah. (riafariana/knowledge/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!