Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
1.545 views

Pdkt Pacaran, Emang Boleh?

 

Oleh : Heira Kel

 

Pendekatan atau yang sering disebut dengan istilah ‘PDKT’, sudah tidak asing lagi didengar oleh telinga kita, khususnya di kalangan Gen Z. PDKT adalah langkah awal untuk mendekati si doi, agar si doi mau berpacaran sama kita, iya ngga sih? Soalnya, ngga ada tuh sejarahnya dua sejoli yang berpacaran tanpa didahului sebuah pendekatan. Mereka pasti melakukan yang namanya PDKT, bisa itu dengan memberikan bunga, banyak menghabiskan waktu berdua dengan canda, atau bahkan gombal setinggi langit sampe doi salah tingkah untuk me-respons-nya. Ngga usah senyum-senyum gitu. Pernahkan? Hehe...

Nah Friends, setelah PDKT dilakukan cukup lama, lalu salah satu dari mereka ‘menembak’ dengan mengatakan, “Maukah kamu menjadi pacarku?” dan dijawab, “Aku mau.” Maka, setelah itu mereka telah resmi berpacaran walaupun statusnya ngga ada di KTP. Kira-kira seperti itu skenario singkatnya. Tapi nih Friends, kalian sudah tahu belum sih, apa itu pacaran? Apakah pacaran hanya sekedar bilang, ‘Aku mau jadi pacar kamu.’ Apakah dengan mengatakan seperti itu, mereka udah disebut sebagai pacaran? Yuk kita cari tahu.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas menyebutkan, bahwa pacaran adalah periode perkenalan antara dua individu sebelum perkawinan. Dengan kata lain, pacaran ini dilakukan untuk mengenal lebih jauh tentang pasangan kita, sebelum kita masuk dalam dunia pernikahan. Dimana, dua insan akan tinggal bersama dan menghabiskan sisa umur mereka berdua hingga akhir hayatnya nanti. Makanya, pacaran itu harus dilakukan. Karena, bagaimana kita bisa hidup dengan pasangan kita, sedangkan kita sendiri belum mengenal sama sekali siapa dia? Katanya...

Tapi Friends, coba kita lihat fakta yang terjadi hari ini. Banyak sekali orang yang berpacaran padahal mereka sendiri belum siap untuk menikah. Ada yang masih anak-anak, bocil SD, pelajar SMP dan SMA yang sudah pacaran, padahal mereka aja masih ngemis ke orang tuanya. Mereka hidup, tinggal, tidur, makan, minum dan semuanya dari orang tua. Penghasilan sendiri juga belum ada. Emang situ siap buat nikah? Siap ngehidupin anak orang? Jika dipikirkan lagi, mereka jauh banget dari kata siap. Lantas, buat apa sih pacaran? Udah. Belajar aja dulu. Belum tentu juga masa depannya cerah. Nah, kalo udah lulus sekolah, masa depannya udah cerah, udah punya duit sendiri, baru deh pacaran. Tapi Friends, emang boleh?

Pacaran menurut Islam

Pacaran tuh dilarang oleh Islam. Karena, aktivitas dari pacaran ini adalah bagian dari mendekati zina. Allah melarang kita untuk mendekati zina. Mau kita masih sekolah, sudah sukses, muda, tua, kaya, miskin, ketika Allah SWT udah melarang suatu aktivitas, salah satunya adalah mendekati zina, maka kita wajib untuk meninggalkannya. Sama seperti pacaran, zina tidak akan dilakukan jika tidak ada yang mendekatinya. Butuh PDKT untuk mendekat kepada perzinaan. Nah, ketika baru mulai PDKT aja udah disebut sebagai mendekati zina. Apalagi pacaran, udah mah makan berduaan, pergi berduaan, pulang berduaan, kemana-mana berduaan, beh... itu mah lebih dekat lagi untuk melakukan zina.

Lantas, gimana caranya untuk mengenal pasangan yang akan di bawa ke pelaminan?

Pacaran tidak boleh dijadikan sebagai sarana untuk berkenalan dengan si doi yang akan dinikahi. Islam ngga pernah ngajarin itu Friends. Ngga ada sejarahnya, kalo Islam menyuruh kita untuk mendekati zina sebagai cara untuk mengenal calon pasangan hidup kita. Ngga ada. Titik. Islam mengajarkan kita untuk taaruf. Apa itu taaruf? Gimana caranya?

Taaruf adalah cara yang dibolehkan dalam Islam untuk mengenal pasangan yang ingin dinikahi. Taaruf sendiri memiliki banyak cara. Ada yang datang ke rumah si doi, lalu bertemu dengan orang tuanya dan mengenal si doi lewat keluarganya. Ada juga dengan cara online. Maksudnya, mereka bikin grup bersama. Di situ ada kedua calon pasangan dan wali dari kedua belah pihak. Mereka boleh saling berkenalan hanya dalam grup itu aja. Ngga boleh tuh chatingan berduaan doank. Sebab, ujung-ujungnya juga mendekati lagi. Dan taaruf juga ngga boleh lama-lama. Sebab, itu juga bisa terkategorikan mendekati zina. Kayaknya bayak banget sih larangan dalam Islam, ngga boleh ini, ngga boleh itu, iya ngga sih?

Tenang Friends. Semua aturan yang Allah SWT kasih kepada kita itu semuanya adalah kebaikan kok. Allah ngelarang ini itu, sebab Dia tau, apa yang terbaik untuk kita. Allah ngga mau kalo kita masuk ke neraka. Makanya, Allah ngasih tau caranya agar kita selamat dari apa neraka yang panas buanget itu. Mendekati zina aja udah dosa, apalagi melakukannya, dosanya pasti gede banget. Allah juga ngasih aturan itu karena Dia sayang sama kita. Tinggal kitanya mau ngga disayang sama Allah SWT?

Sebenarnya, masih banyak lagi cara untuk mengenal calon pasangan kita tanpa mendekati yang namanya perzinaan. Tinggal kita kaji Islam lebih mendalam lagi biar tau cara-caranya. Ingat Friends, Allah SWT ngasih aturan karena Dia tau yang terbaik untuk kita. Selama kita berpegang teguh kepada aturan Allah, kita akan selamat di dunia maupun akhirat. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Smart Teen lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X

Kamis, 09/01/2025 07:29

Pemuda, Palestina, dan Perubahan