Rabu, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 6 Februari 2013 11:18 wib
16.293 views
Bersatunya Sekuler, Syiah dan Zionis Melawan Presiden Mursi
Cairo (voa-islam.com) Tidak ragu bahwa sebagian besar bangsa Arab ingin bangkitnya kekuatan Islam yang dipandang moderat, tetapi memiliki komitmen dengan tegaknya Syariah Islam, dan sekarang sedang bangkit di Dunia Arab.
Bangsa Arab, sebagian besar pemeluk Islam, dan Islam secara inherent (melekat) menolak sekularisme dan atheisme. Sekularisme dipandang sebagai kekuatan ideologi yang bersifat permanen melakukan permusuhannya terhadap Islam. Bukan sebagai ideologi yang ingin memisahkan antara politik dengan agama semata. Kalangan liberal dimanapun memandang, agama (Islam) hanyalah masalah pribadi.
Tidak ragu Islam akan menang cepat atau lambat, meskipun berbagai rintangan dan konspirasi yang melawan bangkitnya Islam. Hal ini mungkin memakan waktu, tetapi pada akhirnya Islam akan menang.
Ikhwanul Muslimin mewakili kekuatan Islam moderat yang dapat membawa umat Islam berhasil menuju masa depan kemuliaan Islam.
Inilah faktor mengapa sekarang Ikhwan menghadapi perlawanan yang begitu sengit. Ikhwan diserang, difitnah, dan terdistorsi oleh sejumlah besar musuh- musuhnya mulai dari Yahudi, Zionisme, Nasionalisme Arab, kaum Sekuler dan Liberal, yang sekarang bergandeng tangan menghantam Ikhwan.
Betapa musuh utama yang berjuang ingin menggagalkan pemerintahan Islam di Mesir gagal, dan terus memadamkan bangkitnya Islam di Mesir, sebagai sebuah kekuatan politik yang sangat berdampak positif bagi seluruh kehidupan di Dunia Arab. Inilah kekuatan-kekuatan yang ingin menghancurkan pemerintahan Mohammad Mursi.
1 - Israel
Tidak ada keraguan bahwa entitas Zionis di seluruh dunia, merupakan nomor 1 musuh bagi Ikhwanul Muslimin. Alasan yang sangat melekat permusuhan antara Ikhwan dan Zionis, di mana Ikhwan selalu menolak Israel sebagai entitas politik, dan secara tegas menolak hak hidup Zionis di tanah Palestina, dan Ikhwan menuduh Zionis-Israel sebagai penjajah dan melakukan pendudukan terhadap rakyat Palestina.
Menurut literatur Ikhwan, orang-orang Yahudi dapat hidup di Palestina, atau di mana saja di dunia Muslim, sebagai warga negara yang sama, tetapi bukan sebagai penguasa atas golongan non-Yahudi, seperti yang ditegaskan oleh Zionisme.
Selain itu, Zionis sebagai entitas politik sangat jelas bersikap sangat jahat, membunuh, rasis dan tidak jujur. Orang-orang Yahudi tidak pernah memberi penghormatan terhadap kejujuran dan kemanusiaan.
Inilah di mana orang Yahudi, dan kaum Zionis, secara permanen melakukan pembunuhan, mencuri, merusak dan memperkosa, dan kemudian orang-orang yang menjdi korban kebiadabannya itu sebagai teroris.
Hamas dianggap sebagai anak kandung Ikhwan. Hamas terutama dicerca oleh Israel, karena penolakannya mengakui Israel dan memperjuangkan agar Zionis menyerahkan hak-hak Palestina yang sah, seperti hak pengembalian bagi jutaan pengungsi Palestina tercerabut dari tanah leluhur mereka di tangan geng Zionis ketika Israel
Israel kehilangan sekutu strategis yang penting ketika mantan Presiden Husni Mubarak digulingkan pada tahun 2011. Israel berharap bahwa kelompok revolusioner yang berhaluan sekuler atau berorientasi Barat akan atau merebut kekuasaan di Kairo setelah jatuhnya Mubarak. Namun, seperti pepatah Arab mengatakan, angin dari revolusi Mesir bukanlah dengan keinginan dari kapal Israel.
Hal ini secara luas diyakini bahwa intelijen Israel, yang tidak pernah berhenti memata-matai Mesir, secara aktif berusaha memicu kekacauan di Mesir, termasuk perselisihan konflik kekuatan-kekuatan sipil, yang mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan, terutama setelah pemilihan Presiden Mursi. Israel juga mendorong dan dapat mendanai beberapa elemen premanisme dan melibatkan kakuatan teroris yang terlibat dalam sabotase dan vandalisme.
Israel merasa kehilangan sekutu strategisnya sejak jatuhnya Mubarak, dan sekarang Ikhwan berhasil membangun sebuah model yang sukses pemerintah Islam Sunni di Mesir. Oleh karena itu, tak henti-hentinya upaya Israel mendestabilisasi dan menggagalkan pemerintahan model Mesir, yang sekarang menjadi tumpuan harapan bagi Gerakan Islam di seluruh dunia.
2-Iran
Salah satu tujuan Iran yang paling penting di dunia Arab adalah mencegah atau menggagalkan setiap model politik yang sukses pemerintahan Sunni yang akan bersaing dengan model Iran Syiah.
Mencari pelaksanaan tujuan ini, diyakini bahwa intelijen Iran telah mendanai gerakan anti-Ikhwan di Mesir.
Sumber dekat dengan Ikhwan di Mesir telah menuduh Iran membayar jumlah uang yang dirahasiakan mengatur demonstrasi menentang Ikhwan,dan presiden Mursi. Ratusan situs Iran atau Iran yang didanai dalam bahasa yang berbeda telah melancarkan perang lisan secara agresif terhadap Ikhwan menyebut mereka "Ikhwan of America" dan "Zionis Ikhwan." Bahkan penulis ini telah menjadi target fitnah Syiah, vulgar dan nama-panggilan.
Selain itu, Iran bereaksi sangat negatif terhadap pernyataan Presiden Mursi beberapa bulan yang lalu, ketika ia menyatakan bahwa Mesir akan melindungi kepentingan "Ahlus Sunnah wal--Jamaah" (Muslim Sunni).
Oleh karena itu, Iran memandang dominasi Islam Sunni Mesir yang menjadi negara Arab terbesar sebagai skenario terburuk yang mungkin menghambat infiltrasi Syiah di dunia Arab yang Sunni.
3 - Arab Saudi
Arab Saudi bersikap keras terhadap Revolusi Arab. Arab Saudi telah memberikan suaka kepada sejumlah pejabat dan sejumlah rezim, seperti di Tunisia dan Mesir, termasuk mantan presiden Zeinul Abedeen Bin Ali dan istrinya.
Kerajaan Arab Saudi tampaknya melihat Ikhwan sebagai ancaman ideologis tradisional, tetapi semakin dipertanyakan legitimasi Islam kerajaan. Bahkan, Kerajaan sesekali pengadilan dan memberikan sambutan hangat beberapa simbol Ikhwan yang paling menonjol, seperti Sheikh Yusuf Qardhawi.
Saudi mendanai TV Al-Arabiya, al-Hayat dan surat kabar al-Shark al-Awsat menyerang Ikhwan sangat keras, sambil memberikan menentang pemerintahan Islami atau bahkan anti-Islam Mesir yang dipimpin Mursi.
3-Kiri Arab
Kekuatan Kiri Arab, musuh alami dari Ikhwanul Muslimin, telah cukup gencar dan berani sikap permusuhannya terhadap naiknya kekuasaan oleh MB di Kairo.
Kekuatan Kiri Arab memiliki dua sayap, kubu Marxis-Leninis dan kamp Pan-Arab Nasionalis. Meskipun perbedaan besar dan terjadi konflik, kedua kubu ini tampaknya memiliki satu kesamaan: melakukan permusuhan terhadap Islam.
Kekuatan kiri Marxis hampir selalu anti kemapanan. Kalangan Marxis dengan sangat keras menolak menolak kekuatan Islam. Oleh karena itu, oposisi berprinsip akan menolak dan menentang setiap pemerintah Islam, bahkan setiap pemerintahan Islam yang mendapatkan suara melalui pemilihan sekalipun.
Dalam penentangan mereka terhadap Ikhwan, beberapa tokoh sayap kiri akan menggunakan taktik klasik dari doktrin ideologi Komunis, yaitu disinformasi dan propaganda untuk mengubah dan mencemarkan citra Islam. Kalangan Marxis di Mesir, dan mantan anggota Partai Komunis Mesir, memanggil Ikhwan dengan : "Zionis baru." Dalam arti tertentu, fitnah dari wacana kiri ke tingkat dasar mencerminkan kebangkrutan intelektual dan moral mereka.
Hal ini juga mencerminkan rasa frustasi dan putus asa kalangan kiri yang gagal mendapatkan dukungan rakyat Mesir. Memang, kemenangan Islam, musuh-musuh tradisional kaum Marxis, akan merupakan bencana terbesar menimpa mereka setelah runtuhnya Uni Soviet.
Demikian pula, Pan-Arab Sekuler, dan Nasionalis telah sama-sama bertentangan dengan munculnya Ikhwan. Salah satu penulis Nasserist membandingkan kemenangan Ikhwan di Mesir setelah revolusi 25 Januari dengan munculnya partai Nazi di Jerman pada awal 1930-an.
Analogi ini tentu berkitan dengan gambaran kekuasaan yang korup. Nazi menghancurkan Eropa dan membunuh atau menyebabkan kematian lebih dari 50 juta orang.
Ikhwan, di sisi lain, menolak tirani, despotisme dan otokrasi, mengorbankan hidup mereka dan karir untuk kebebasan rakyat dan negara. Memang, sebagian besar pemimpin Ikhwan menghabiskan utama kehidupan mereka di kawasan Nasser, Sadat dan Mubarak itu penjaga fasisme dan korupsi.
Oleh karena itu, setiap perbandingan antara Ikhwan dan Nazi harus dilihat sebagai pemutaran balikkan fakta, sejarah dan bahkan bahasa. Mereka kalangan kiri Mesir telah kehilangan akal dan moral menghadapi bangkitnya kekautan Islam di negeri Spinx itu. af.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!