Kamis, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 25 Juli 2013 22:16 wib
13.403 views
Sikap Aliansi Anti Kudeta Terhadap Pidato Jenderal al-Sissi
Cairo (voa-islam.com) Situasi di Mesir terus memburuk, tanpa ada sebuah penyelesaian. Karena militer dan para pendukung kudeta yang sekarang berkuasa, dan menggantikan Presiden Mohamad Mursi terus bertahan dalam kekuasaannya.
Bahkan, Jenderal al-Sissi dalam pidatonya yang disampaikan 24 Juli lalu, menegaskan meminta mandat dari rakyat untuk mengendalikan situasi di Mesir, khususnya dari ancaman kekacauan, dan mengambil alih tanggung jawab keamanan dari polisi kepada militer, dan bahkan menyebutkan para pendukung Mursi sebagai teroris. Ini berati Mesir kembali berada di tangan militer penuh, dan akan terjadi pembunuhan besar-besar terhadap kaum Islamis Mesir oleh militer.
Dibagian lain, rakyat Mesir menunggu para pemimpin kudeta menyesali kejahatan yang mereka lakukan terhadap bangsa dan rakyatnya.
Di mana militer dan kekuatan oposisi yang menggulingkan Presiden Mursi bukan hanya melakukan kudeta, tetapi juga menumpahkan darah dengan, tetapi justru Jenderal al-Sisi meminta mandat untuk melakukan pembunuhan terhadap rakyat Mesir yang menolak kudeta.
Berikut ini Aliansi Anti Kudeta menegaskan sikapnya sebagai berikut:
1. Kami menolak pidato Sisi, dan menganggapnya sebagai seruan secara eksplisit untuk mencipptakan perang sipil, dan kami sepenuhnya menolak bertanggung jawab untuk menumpahkan darah rakyat Mesir.
2. Pidato Jenderal al-Sisi merupakan hasutan dan bukti yang jelas tentang kondisi penuh kekacauan, kebingungan, dan kehilangan akal sehat yang dialami oleh orang yang menginginkan ke arah situasi berdarah. Pidato al-Sisi menyerupai pidato Bashar Al-Assad yang mendahului perang terhadap rakyat Suriah di mana ia meminta mandat serupa.
3. Kami menegaskan kembali bahwa revolusi kita damai dan akan tetap damai.
4. Sikap al-Sisi mengkonfirmasi seperti apa yang kami katakan sebelumnya: al-Sisi adalah dalang dari kudeta. Dia adalah orang yang melanggar aturan, orang yang membunuh, dan orang yang mengobarkan perang ini secara brutal terhadap rakyatnya.
5. Kami menegaskan bahwa pernyataan al-Sisi peringatan sebagai deklarasi perang sipil. Ini tidak akan pernah dapat meneror rakyat Mesir, dan hanya akan meningkatkan tekad rakyat menentang kudeta. Rakyat Mesir tidak terintimidasi oleh pembantaian yang dilakukan Garda Republik di Nahda, Giza, Ramsis, Roxi, Salah Salem, Suez, dan semua gubernuran Mesir, di samping pembantaian terhadap perempuan di Mansoura.
6. Darah para martir akan menang atas peluru pengkhianatan.
7. Pembicaraan tentang "perang melawan terorisme" menunjukkan fakta bahwa pemboman dan kekerasan terhadap warga sipil dan upaya oleh angkatan bersenjata, badan-badan intelijen untuk menciptakan sebuah adegan yang akan memberikan justifikasi untuk pelanggaran yang mencolok berupa tindakan represi, dan menghilangkan terhadap aksi-aksi demonstrasi secara damai, dan adanya kampanya media sekuler secara negatif terhadap gerakan rakyat.
8. Kami menyerukan kepada Syekh Ahmad al-Tayeb, Paus Tawadros II, partai politik dan semua gerakan serta elit untuk menyuarakan sikap yang jelas terhadap seruan al-Sisi yang sangat jahat yang mengarahkan perang sipil. Kami juga meminta mereka kepada mereka menghindari agar tidak terjebak oleh militer yang ingin menutupi kejahatannya dalam melakukan pembunuhan wargga sipil Mesir.
9. Kami menyerukan kepada masyarakat internasional, termasuk PBB dan kelompok hak asasi, untuk mengumumkan posisinya terhadap rencana para pelaku kudeta untuk menumpahkan darah rakykat Mesir dengan tujuan ingin memadamkan pemberontakan rakyat Mesir. Kami juga menyerukan kepada pengadilan pidana internasional untuk menuntut al-Sisi, karena melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
10. Kami mendesak rakyat Mesir (warga sipil, polisi, dan tentara) tidak menerima seruan yang tidak bertanggung jawab, karena telah membunuh rakyat sebangsanya.
11. Kami mengulangi seruan kami untuk rakyat Mesir untuk melakukan aksi damai menentang kudeta di semua wilayah, terutama hari "Jumat menjatuhkan kudeta", sampai kembalinya kekuasaan yang sah yang dipimpin oleh Presiden Mursi.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!