Sabtu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 17 Agutus 2013 07:19 wib
9.890 views
Aksi Perlawanan Pendukung Mursi Terhadap Militer Terus Berlanjut
Cairo (voa-islam.com) Pendukung Presiden Mohamad Mursi melakukan gelombang baru aksi demonstrasi di beberapa kota Mesir pada hari Jumat, memprotes kekerasan pada Rabu, terutama yang terjadi di dua kota utama, Kairo dan Giza.
Ribuan para pendukung Mursi berjalan mulai dari masjid di beberapa wilayah ibukota menuju Ramses Square, yang merupakan pusat ibukota.
Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan melawan militer dan menuduh Menteri Pertahanan Abdel-Fattah al-Sisi melakukan pembantaian massal terhadap pendukung Presiden Mursi dengan senjata.
Demonstran dari Masjid Al-Salam Kairo timur berjalan menuju Ramses Square.
"Rakyat bangkit dan tidak akan mundur sampai Menteri Dalam Negeri Mohamed Ibrahim dan Menteri Pertahanan Abdel-Fattah al-Sisi digantung di alun-alun publik," ujar anggota Ikhwanul Muslimin dan mantan anggota parlemen Mohsen Radi kepada para pendukungnya.
Protes juga diselenggarakan di beberapa kota seperti di Giza dan 6 October City di pinggiran Kairo. Demonstrasi diselenggarakan di Delta Kafr provinsi al-Sheikh Nil dan provinsi Laut Merah.
Tanta
Pasukan keamanan Mesir menembakkan gas air mata terhadap demonstran berkumpul di Tanta. Tembakan gas air mata dan peluru mengakibatkan jatuhnya korban dan luka-luka para demonstrasn.
Ismailia
Enam demonstran pro-Mursi tewas ketika mereka melakukan aksi diserang di kota Ismailia. Militer dengan sangat kejam menembakkan peluru tajam terhadap demonstran di Ismaila. Ribuan orang berhadapan dengan para aparat keamanan Mesir.
"Kami menyaksikan enam orang tewas, termasuk seorang wanita, ditembak dengan peluru tajam," kata Ahmed al-Labban, Direktur sebuah rumah sakit lapangan darurat, kantor berita Anadolu.
"Empat dari mereka yang gugur, dua orang gugur seketika, dan dua orang gugur saat mereka dibawa ke rumah sakit", tambahnya.
Damietta
Delapan demonstran tewas di kota Mediterania Mesir Damietta saat terjadi bentrokan dengan pasukan keamanan, ungkap sumber-sumber medis.
"Jumlah orang yang tewas di Damietta naik menjadi delapan," kata bagian rumah sakit darurat, Abdel Wahab Dura.
Ramses Cairo
Setidaknya 30 pengunjuk rasa anti-kudeta tewas dalam di Ramses Square, Kairo, pada hari Jumat, menurut petugas medis di rumah sakit lapangan darurat di dalam alun-alun.
Lebih dari 100 orang lainnya mengalami luka tembak, petugas medis di Masjid Al-Fath Kairo mengatakan.
Selain itu, pasukan keamanan Mesir juga membakar Masjid al-Fath, yang menjadi konsentrasi para pendukung Presien Mursi. Pasukan keamanan Mesir telah membakar Masjid Rabi'ah al-Adawiyah, dan sekarang membakar Masjid al-Fath. Selain itu, militer membakar para korban, guna menghilangkan jejak.
Mesir telah berada dalam keadaan kacau sejak pasukan keamanan pada hari Rabu membubarkan paksa dua kubu protes besar yang didirikan oleh pendukung Morsi di Kairo Rabi'ah al-Adawiya Square dan Giza Nahda Square.
Korban yang gugur di seluruh Mesir, menurut juru bicara Ikhwan Jihad el Hadad, sudah lebih dari 3.000 orang, jumlah korban yang paling besa di Masjid Rabi'ah al-Adawiah, jumlah mencapai lebih 2.000 orang yang gugur, termasuk 50 orang sheik dari al-Azhar yang ikut dalam aksi di Rabi'ah, sementara itu, di Nahda, jumlahnya mencapai lebih 500 orang yang gugur, dan lebih 15.000 orang yang mengalami luka.
Reaksi masyarakat internasional, Uni Eropa akan meninjau kembali hubungan diplomatik dengan Mesir, Turki membatalkan kerjasama dan latihan militer dengan Mesir. Amerika Serikat menangguhkan bantuan militernya senilai $ 1.3 miliar dollar.
Sementara itu, negara-negara Arab tetangga Mesir, seperti Arab Saudi, UEA (United Emirat Arab), Qatar, Kuwait, dan Jordania, mereka tak ada suaranya. Karena, sebelumnya mereka mendukung kudeta yang dilakukan oleh Jenderal Abdul Fattah al-Sissi.
Dari Jakarta, kemarin berlangsung aksi yang diselenggarakan oleh elemen-elemen ormas Islam, seperti ACT di bunderan HI dan di depan Kedutaan Amerika. Ribuan kader PKS di depan Kedutaan Amerika, mengecam sikap Amerika yang tidak jelas terhadap situasi di Mesir. Justru Amerika Serikan mendukung Jenderal al-Sissi.
Presiden SBY di depan paripurna DPR kemarin, menegaskan sikap Indonesia, yang menginginkan agar dihentikan kekerasan dan dilakukan dialog dan rekonsiliasi diantara kekuatan politik di Mesir. Pembantaian yang dilakukan militer Mesir itu, bukanlah cara-cara yang demokratis, ujar SBY di depan para anggota DPR.
Dibagian lain, pengganti Usamah bin Laden, yaitu Ayman Az-Zawahiri, menyerukan rakyat Mesir dan Ikhwanul Muslimin mengangkat senjata melawan thoghut al-Sissi, dan menghentikan aksi-aksi demo yang hanya membuang waktu, dan tidak berguna dalam menghadapi kekerasan militer. Hamas dan Jihad Islam juga menyerukan perlawanan terhadap kekejaman yang dilakukan militer Mesir.
Bagaimana situasi di Mesir selanjutnya? Peluang Mesir menjad kancah jihad seperti yang terjadi di Suriah, sangat besar. Jamaah Ikhwanul Muslimin masih bersabar. Tetapi, bagaimana mereka yang telah kehilangan keluarganya? Ribuah orang tewas dan puluhan ribu lainnya mengalami luka-luka? Masjid-masjid dibakar oleh militer, dan banyak sheikh al-Azhar yang ikut gugur dalam aksi di Rabi'ah al Adawiyah.
Apakah mereka akan tetap diam, dan bersabar terus, tanpa harus melakukan perlawanan terhadap militer yang sangat biadab itu? af/wb
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!