Selasa, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 7 Oktober 2014 10:21 wib
23.016 views
Serangan Koalisi 50 Negara Barat dan Arab Membuat Bersatunya JN - ISIS
DAMASKUS (voa-islam.com) – Ada yang tidak pernah diprediksi oleh para pengambil kebijakan di pusat-pusat kekuasaan di Washington, Paris, London, Berlin, Canberra, dan New York, di mana aliansi 50 negara Barat dan Arab yang sudah mendapatkan otorisasi (mandat) dari Dewan Keamanan PBB, perang melawan Daulah Islam Irak dan Suriah (ISIS), justru bersatunya berbagai kelompok di Suriah dan Irak.
Ini terbukti dengan adanya perubahan sikap di kalangan kelompok jihad di Suriah. Mereka mulai mengesampingkan perbedaan, dan menata kembali gerakan jihad mereka, dan bersatu kembali dalam satu barisan, melawan kaum Salibis Barat yang sekarang ini mengoyak-ngoyak dan menghancurkan Negara-negara Islam dengan serangan militer.
Seperti dikemukakan oleh seorang tokoh Jabhah al-Nusrah bahwa sudah ada saling pengertian di antara kelompok-kelompok tersebut. "Ada saling pengertian antara kami dan saudara-saudara di Daulah Islam Suriah dan Irak untuk tidak saling menyerang dan mengarahkan kekuatan kami untuk melawan Kafir (rezim al-Assad)," kata tokoh Jabhah al-Nusrrah, al-Ansari.
ISIS tampaknya membalas sikap para pemimpin Jabhah al-Nusrah, dan ISIS mengatakan telah membebaskan banyak komandan Jabhah al-Nusra dan pejuang al-Nusrah yang ditangkap selama pertempuran antara kelompok dari penjara-penjara di Raqqa.
Kemarahan Jabhah al-Nusrah Atas Serangan Udara Koalisi Barat
Para pejabat AS mengatakan, serangan udara pertama Koalisi Barat di Suriah bulan lalu, mencapai target yang ditetapkan, termasuk bangunan di barat Aleppo, yang menjadi pusat gerakan dan markas Khurasanh sebuah cabang dari Jabhah al-Nusrah. Sekarang Jabhah al-Nusrah dan ISIS bersepakat untuk bersama-sama fokus memerangi Barat. Sekalipun serangan kekuatan koalisi Barat telah menewaskan komandan Jabhah al-Nusrah, Abu Yousuf al-Turki, di kota Kfar Deryan.
Dalam pesannya melalui audio yang dirilis lima hari setelah serangan AS, al-Julani mengatakan, "Jangan biarkan Barat dan Amerika mengambil keuntungan dari perbedaan antara Jabhah Nusrah dengan ISIS... Jangan menjadi mitra aliansi tentara Salib." Dengan kata lain, “Perbedaan dengan ISIS, tapi ISIS tidak berpihak dengan Barat,” ujarnya.
Al-Julani mengulurkan ‘cabang zaitun’ (melakukan perdamaian) dengan ISIS. Ini bagian langkah yang diambil pemimpin Jabhah al-Nusra secara resmi bergabung dengan ISIS. Termasuk kemungkinan ‘berbai’at’ kepada pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi. Pemimpin Jabhah al-Nusra juga menyadari bahwa aksi serangan aliansi Barat bisa menurunkan ISIS, dan saat itu al-Nusra bisa mengisi kekosongan.
Observatorium Hak Asasi Manusia untuk Suriah melaporkan bahwa beberapa lusin pejuang al-Nusra bergabung dengan ISIS di wilayah Aleppo setelah serangan udara AS. Dengan sasaran yang lebih luas terhadap posisi al-Nusrah di Suriah, mungkin ini akan mempercepat al-Nusra bergabung dengan ISIS. [afgh/aby/may/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!