Kamis, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 14 Mei 2015 08:21 wib
4.904 views
Dua Mohammad Bertemu Presidenn Barack Obama di Oval Office
WASHINGTON (voa-isla.com) - Presiden Barack Obama mengatakan bahwa ia akan mendiskusikan dengan para pemimpin Arab Saudi, bagaimana membangun sebuah gencatan senjata di Yaman, Rabu,13/5/2015.
Obama membuat pernyataan pada awal pertemuan dengan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Nayef dan Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman di Oval Office, menjelang pertemuan puncak dengan kelompok negara-negara Teluk Arab (GCC).
Obama memuji kehiran dua putera mahkota Arab Saudi dan bekerja dengan mereka dalam upaya menepis adanya isu negatif atas ketidak hadiran Raja Salman, yang menarik diri dari KTT Camp David beberapa hari yang lalu.
Keputusan Raja Salman mengirim wakilnya ke KTT Camp David itu, secara luas dipandang sebagai penghinaan terhadap Amerika Serikat atas dukungannya terhadap program nuklir Iran.
Presiden Barack Obama bertemu dengan Putera Mahkota Pangeran Mohammed bin Nayef, dan Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman, di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, Rabu, 13/5/2015.
KTT enam negara Teluk (GCC) dimulai Rabu malam dengan makan malam di Gedung Putih dan dilanjutkan pada hari Kamis di tempat peristirahatan kepresidenan di Camp David di Maryland.
Ini mengingatkan perjanjian Camp David di era Presiden Jimmy Carter, yang mengubah seluruh perjuangan bangsa Arab melawan Zionis-Israel. Di mana Mesir terikat perjanjian dengan Israel. Itulah awal kelumpuhan negara Arab melawan Israel. Sehingga, tidak ada lagi perang melawan Zionis oleh negara Arab.
Obama mengundang negara-negara GCC - Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab dan Oman - setelah enam kekuatan dunia mencapai kesepakatan kerangka kerja dengan Iran yang akan memberikan sanksi Teheran ekonomi, dan bertujuan menghentikan program nuklirnya.
Negara Teluk khawatir kesepakatan nuklir akan memperkuat Iran pada saat mayoritas golongan Syiah memperluas pengaruh mereka di seluruh kawasan Timur Tengah, termasuk Yaman dan Suriah.
Tapi Obama menggunakan sebuah wawancara dengan sebuah surat kabar Arab yang berbasis di London untuk mengulangi dukungan AS untuk sekutu Teluk pada malam puncak pertemuan itu.
"Seharusnya tidak ada keraguan tentang komitmen Amerika Serikat untuk keamanan kawasan dan untuk mitra kami negara-negara Teluk (GCC)," tegas Obama kepada Asharq al-Awsat.
Dia menganjurkan keterlibatan sebagai cara untuk mengintegrasikan Iran ke dalam komunitas global dan memperkuat para pemimpin lebih moderat.
"Tetapi, jika dinamika politik di Iran tidak berubah, kesepakatan nuklir menjadi lebih penting, karena mencegah rezim Syi'ah yang memusuhi kita mendapatkan senjata nuklir," katanya kepada surat kabar Al Awsat.
Amerika Serikat yang menjadi proxy Iran, terus akan melemahkan negara-negara Teluk, dan mencoba terus menarik mereka tetap sebagai sekutu Amerika, dann sangat merugikan mereka. Seandainya, seluruh negara Arab Teluk menolak KTT Camp David, justru akan memukul Amerika dan Zionis. (ff/aby/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!