Ahad, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 24 Mei 2015 05:51 wib
7.336 views
Iran Akan Tetap Mengembangkan Senjata Nuklir dan Ancaman Terhadap Arab
TEHERAN (voa-islam.com) - Siapapun yang mengikuti media di Iran hari ini akan diingatkan dengan kata 'gaul' Persia yang dapat menggambarkan situasi politik di Teheran. Tidak ada kata yang dapat menggambarkan situasi politik di Teheran sekarang ini dengan tepat kata 'balbashu'.
Kata gaul Persia 'balbashu' yang sulit menerjemahkan secara tepat dalam bahasa apapun, termasuk Inggris. 'Balbashu', hanya mengambarkan betapa hiruk-pikuknya situasi politik di Iran.
'Balbashu' hanya menggambarkan betapa banyaknya suara dari para mullah dan jenderal, dan ini menunjukkan hilangnya kontrol dan ancaman kekacauan di Iran. Jadi mengapa kita harus menganggap ada keadaan 'balbashu' di Teheran hari ini?
Sekarang di Teheran terlalu banyak pejabat dan semi-pejabat berbicara tentang banyak hal, termasuk hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan tanggung jawab mereka.
Hampir setiap sehari tanpa bisa dilewatkan pidato, pernyataan atau bahkan sikap terbuka, mulai dari Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Hassan Firuzabadi yang melatih pasukan Peshmerga Kurdi, "membebaskan" Yerusalem, atau Komandan Basij Jenderal Mohammad Reza Naqdi. Lebih-lebih para jenderal berbicara sekarang 'demam' tentang negosiasi dengan apa yang disebut P5 + 1 (Amerika, Eropa, dan Iran), soal program nuklir. Soal nuklir ini di Iran tetap menjadi topik hangat dikalangan para jenderal.
Sebuah studi menyebutkan jumlah jenderal yang memiliki posisi berbeda diberbagai pasukan, karena ada kategori yang berbeda, dan sekarang Iran memiliki lebih dari 100 orang jenderal..
Disamping itu, Iran saat ini memiliki jumlah mullah yang sangat besar, dan mereka berbicara menjelaskan semua masalah. Jumlah mullah diperkiraan lebih 400.000 mullah. Betapa hiruk-pikuknya di Teheran dengan para jenderal dan mullah yang terus mengumbar pernyataan. Mereka bicara mulai dari soal politik, bisnis, agama, perang.
Tentu, sekarang yang menjadi kontroversi, seorang mullah, yaitu Ayatollah Yunessi berbicara tentang menghidupkan kembali Imperiun (Kekaisaran) Persia dengan ibukota di Baghdad, yang lain, Ayatollah Hojati Kermani, mengklaim bahwa siapa pun yang mempertanyakan kewenangan Mahkamah Panduan lebih buruk daripada kafir.
Topik terpanas saat ini, tentu saja, adalah kesepakatan nuklir yang dinegosiasikan secara rahasia. Pemimpin tertinggi Iran 'Agung Panduan' Ayatullah Ali Khamenei mengeluarkan "garis merah" bahwa tidak boleh melanggar dalam kesepakatan yagn sudah ada.
Tapi itu belum akhir dari cerita. Hampir sehari sesudah perjanjian nuklir itu, para mullah mengeluarkan pernyataan tentang "garis merah" menurut versi mereka sendiri. Hasilnya adalah begitu kompleknya masalah perjanjian nuklir, antara sikap para perunding dengan para jenderal dan ayatullah. Begitulah di Iran saat ini.
Sebagai pemimpin faksi Khomeinist garis keras 'Khomeinis' , Ali Khamenei berbicara hampir setiap hari, setiap kali muncul dengan lebih keras dan lebih keras lagi, dan bukan hanya sekadar kepala retorika.
Satu teori adalah bahwa ia sedang mempersiapkan strategi di belakang layar, dan nampaknya akan tetap mengembangkan senjat nuklir. Maka, Ali Khamenei menentang keras tidak boleh siapapun melakukan inspeksi nuklir Iran. (dms/sas/voa-islam.com)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!