Selasa, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Maret 2016 21:15 wib
7.818 views
Waspadai Gerakan dan Propaganda LGBT, Sadarkan Umat Segera!
Oleh: Silmi Kafhah
Sahabat VOA-Islam...
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menjelaskan temuannya sekitar satu bulan lalu di Lombok, Nusa Tenggara Barat, yakni adanya pemberian hadiah ke satu keluarga kurang mampu di wilayah itu.
Tak berapa lama kemudian, anak laki-laki di rumah tersebut diketahui perilakunya telah berbeda. Lalu beliau menuturkan kekhawatirannya mengenai rekayasa sosial.
“Saya khawatir ini kemudian jadi bagian rekayasa sosial di dalamnya. Ada yang sepertinya ingin menyasar keluarga kurang mampu yang sebetulnya mereka tidak ada indikasi seperti itu (LGBT) sama sekali,” kata Khofifah di gedung DPR, Jakarta, Selasa (16/2).
LGBT bukan bawaan, bukan karena faktor genetik dan bukan pula sesuatu yang di kodrati. LGBT dapat diobati secara psikologis, tetapi banyak yang menyalah artikan bahwa LGBT merupakan suatu bawaan atau sesuatu yang di kodrati
LGBT bukan bawaan, bukan karena faktor genetik dan bukan pula sesuatu yang di kodrati. LGBT dapat diobati secara psikologis, tetapi banyak yang menyalah artikan bahwa LGBT merupakan suatu bawaan atau sesuatu yang di kodrati. Hal ini telah membuat banyak gerakan yang melibatkan berbagai kelompok organisasi nasional maupun internasional dalam mendukung dan menyebarkan propaganda LGBT. Gerakan ini perlu kita waspadai karena aktivitas mereka sangat terkoordinasi berdasarkan strategi yang sudah mereka susun dan sepakati.
Dari hasil penelitian Paul Cameron Ph.D dari Family Research Institute disimpulkan, diantara penyebab munculnya dorongan untuk berperilaku homoseksual adalah pernah disodomi waktu kecil. Penyebab lainnya adalah faktor lingkungan, di antaranya: pendidikan yang pro-homoseksual, toleransi sosial dan hukum terhadap perilaku homoseksual, adanya figur yang secara terbuka berperilaku homoseksual serta penggambaran bahwa homoseksualitas adalah perilaku yang normal dan bisa diterima.
Dan yang perlu kita ingat adalah bahwa LGBT merupakan penyakit yang dapat menular kepada orang lain. Oleh karena itu, jika aksi propaganda LGBT dibiarkan maka perilaku menyimpang itu bisa menjalar ke masyarakat. Dalam skala Nasional, hingga tahun 2013 terdapat 119 organisasi atau komunitas LGBT di 28 dari 34 provinsi di Indonesia. Itu belum termasuk organisasi-organisasi HAM yang memperjuangkan hak-hak LGBT.
Secara nasional ada dua jaringan organisasi LGBT yaitu: Jaringan Gay,Waria dan Laki-laki Indonesia (GWL-INA) dan forum Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, Interseks dan Queer (LGBTIQ). Sedangkan untuk tingkat regional atau internasional, diantaranya: The Global Alliance for LGBT Education (GALE), International Lesbian, Gay, Bisexual, Trans and Intersex Association (ILGA), dan Island of south East Asia Network of Male and Transgender Sexual Health (ISEAN).
Melalui jaringan ini kaum LGBT berupaya semaksimal mungkin agar keaadan mereka dapat diterima di masyarakat. Mereka melakukan kampanye-kampanye HAM dengan beragam media baik secara langsung, maupun tidak langsung. Upaya ini dilakukan untuk mendesak Pemerintah agar dapat menerima LGBT sebagai kelompok sosial dan memberikan hak-hak kaum LGBT sebagai warga negara. Tidak hanya itu, LGBT juga merencanakan strategi agar upaya mereka dapat berjalan dengan mulus, di antaranya: memperkuat kerjasama dengan bidang Hukum dan HAM, media massa, lembaga pengetahuan dan swasta, memperkuat jejaring advokasi HAM untuk LGBT di Indonesia.
Gerakan dan propaganda LGBT jelas akan membawa bahaya besar bagi negeri ini dan penduduknya. Jika perilaku menyimpang LGBT berkembang di negeri ini, bukan tidak mungkin malapetaka akan menimpa negeri ini
Keberadaan dan perkembangan kelompok LGBT tidak terlepas dari perkembangan globalisasi. Globalisasi telah berkontribusi secara nyata dalam mengembangbiakkan budaya dan identitas kelompok homoseksual. Globalisasi melahirkan bentuk baru budaya local yang sejalan dengan budaya global (Barat). Penyebaran LGBT di negeri ini juga banyak dipengaruhi oleh serangan dari budaya barat. Pendanaan organisasi komunitas LGBT di Indonesia banyak di sokong oleh dana dari lembaga asing.
Misal, dalam gerakan “Being LGBT in Asia” oleh UNDP,USAID, AusAID, UNAIDS dan UNFPA. Gerakan ini diluncurkan pada 10 Desember 2012 dengan target negara adalah China, Indonesia, Philiphina dan Thailand (https://www.usaid.gov/asia-regional/being-lgbt-asia). Dan program tersebut telah memasuki fase 2 yang dijalankan dari Desember 2014 sampai September 2017 dengan anggaran US$ 8 Juta (http//www.asia-pasific.undp.org/content/rbap/en/home/operations/projects/overview/being-lgbt-in-asia.html).
Lalu pada Oktober 2015, Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Kin Moon mengaku akan menggencarkan perjuangan hak kaum LGBT. LGBT juga merupakan salah satu agenda penting bagi Amerika Serikat. Hal ini membuktikan bahwa penyebaran LGBT di negara Indonesia menjadi salah satu tujuan barat terutama AS dan Eropa.
Gerakan dan propaganda LGBT jelas akan membawa bahaya besar bagi negeri ini dan penduduknya. Jika perilaku menyimpang LGBT berkembang di negeri ini, bukan tidak mungkin malapetaka akan menimpa negeri ini. Dalam pandangan islam, gerakan dan propaganda LGBT merupakan upaya sistematis untuk memadamkan cahaya islam. Namun upaya mereka itu niscaya gagal.
Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut dan (ucapan-ucapan) mereka, sementara Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai (TQS at-Taubah [9]:32).
Gerakan dan propaganda LGBT akan menjauhkan manusia dari jalan Allah. Namun, dana besar yang mereka kucurkan hanya akan menjadi penyesalan bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Ke dalam Jahanamlah orang-orang kafir itu dikumpulkan (TQS al-Anfal[8]:36).
Kita harus selalu berdakwah untuk menyadarkan pelaku LGBT bahwa LGBT merupakan penyimpangan perilaku seksual
Dari ayat yang sudah disebutkan diatas, haruslah menjadi semangat bagi kita agar kita dapat melawan dan menghentikan gerakan tersebut. Kita harus selalu berdakwah untuk menyadarkan pelaku LGBT bahwa LGBT merupakan penyimpangan perilaku seksual. Sehingga mereka dapat menyadari kesalahan mereka lalu segera bertaubat kembali ke jalan Allah. Tidak lupa kita juga harus membangun sikap waspada pada umat terhadapa gerakan dan propaganda LGBT.
Namun, perlawanan terhadap gerakan dan propaganda LGBT tidak bisa total selama kita masih mempertahankan sistem demokrasi, mengagungkan HAM ala Barat, paham kebebasan, ideologi kapitalisme dan sekulerisme. Pasalnya semua itu adalah sebab mendasar berkembangnya LGBT.
Perlawanan terhadap LGBT harus disempurnakan dengan perjuangan untuk mewujudkan penerapan syariah Islam secara total dan menyeluruh di bawah sistem Khilafah Rasyidah ‘ala Minhaj an-nubuwwah. Hanya dengan itulah masalah LGBT akan benar-benar bisa diatasi secara tuntas. Wallah a’lam bi ash-shawab.
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!