Kamis, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 14 April 2016 06:00 wib
7.968 views
Pertempuran Aleppo, Acuan Bagi Pejuang Oposisi dan Rezim Assad untuk Negosiasi Damai Mendatang
ALEPPO, SURIAH (voa-islam.com) - Beberapa hari sebelum dimulainya babak baru pembicaraan antara oposisi Suriah dan rezim Bashar al-Assad di Jenewa, perhatian telah beralih ke provinsi Aleppo di Suriah utara, di mana pertempuran terjadi antara berbagai pihak (pejung oposisi, rezim Assad, dan Islamic State atau IS) untuk mencapai keuntungan di tanah, sementara para pejabat rezim dengan dukungan Rusia semakin membicarakan pertempuran yang akan datang untuk "membebaskan Aleppo."
Oposisi Suriah sepertinya sudah tidak menunjukkan optimisme yang besar dalam pembicaraan damai, sebagaimana anggota Komite Negosiasi tingkat Tinggi melihat solusi yang tidak membahas nasib Assad dan menghapus dia dari kekuasaan sebagai tidak berguna.
Rusia sejauh ini terjebak untuk tidak membahas masalah ini, dan Iran, pendukung utama rezim Suriah bersikeras Assad tetap dalam kekuasaan.
Pemerintahan Obama, yang juga merupakan salah satu sponsor utama gencatan senjata telah sementara mengejar kebijakan mengelak dalam laporan tersebut, di satu waktu menekankan perlunya Assad untuk lengser dari kekuasaan, dan di lain waktu menampilkan tidak ada masalah dengan dia tetap berkuasa.
Apa yang terjadi di Suriah utara tampaknya membawa kita untuk mengatakan bahwa gencatan senjata, jika belum runtuh, setidaknya berada pada napas terakhirnya. Di satu sisi, pasukan rezim, didukung oleh salah satu sisi yang mensponsori gencatan senjata (Rusia) dan milisi Syi'ah asing, telah melanggar daerah oposisi dan membombardir mereka dengan berbagai senjata berat. Sementara di sisi lain pejuang oposisi mempertahankan daerah yang mereka kuasai dan juga berhasil membuat kemajuan dalam mengusir pasukan rezim dari beberapa desa yang dikuasai pasukan pemerintah di pedesaan selatan Aleppo pada awal minggu.
Sementara Rusia mengklaim melalui media-nya bahwa mereka bersikeras untuk keberhasilan putaran perundingan mendatang di Jenewa, suara pemboman udara dan rudal terhadap kota-kota Suriah yang dikuasai oposisi terus meningkat.
Di sisi lain Perdana Menteri rezim Suriah Wael al-Halki mengumumkan kesiapan pasukan pemerintah yang didukung milisi Syi'ah asal Iran, Irak, Afghanistan serta Libanon dan Rusia untuk merebut kembali daerah yang dikuasai oposisi di Aleppo. Pernyataan-pernyataan Rusia yang keluar telah mencoba untuk membenarkan setiap serangan yang akan datang oleh pasukan udara Rusia di wilayah Aleppo.
Jika pernyataan rezim tentang pertempuran besar di Aleppo menjadi kenyataan, itu akan mengurangi kemungkinan keberhasilan putaran mendatang dari negosiasi. Dalam hal ini, para pengamat melihat bahwa negosiasi bukan di Jenewa tetapi di medan pertempuran Aleppo, karena hasil dari pertempuran tersebut akan diinvestasikan dalam negosiasi baik untuk posisi maupun rezim Assad. (st/so)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!