Jum'at, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 16 Juni 2017 13:51 wib
9.877 views
Analisa Jonru : Afi dan Sebuah Negeri yang Memuja Kejahatan
ANALYSIS
Afi dan Sebuah Negeri yang Memuja Kejahatan
Oleh: @JonruGinting
Hm, begini teman...
Sejujurnya, saya sudah mengenal nama si Afi ini sejak lama. Saat itu, ada teman yang "melaporkan" keberadaan Afi pada saya. Namun saat itu saya tidak peduli.
Karena Afi ketika itu hanya dikenal di kalangan tertentu saja yang sangat terbatas. Saya merasa tidak perlu membahasnya. Sebab membahasnya akan membuat Afi jadi terkenal.
Kini, situasinya benar-benar berbeda. Afi sudah diundang ke istana, sudah tampil di televisi nasional, namanya sudah terlanjur terkenal ke seantero Indonesia.
Pada situasi seperti ini, justru membahas Afi sangat penting dilakukan. Sebab sudah demikian banyak orang yang terkecoh oleh sosok si plagiator yang satu ini.
Ada pula haters yang berkomentar dengan nyinyir, "Kok Jonru tega banget sama anak kecil seperti Afi?" Yaelah! Emangnya kalau anak kecil berbuat salah, harus dimaklumi dan dibiarkan saja, ya?
Justru sikap permisif terhadap orang yang kita sebut sebagai anak kecil itulah, yang menjadi salah satu sebab, kenapa banyak orang dewasa yang tega berbuat kejahatan.
Sebab mereka sudah terbiasa melakukannya sejak kecil, dan orang-orang memakluminya. Kita yang memaklumi tersebut, tanpa sadar menjadi bagian dari proses untuk "mendidik" seorang anak menjadi penjahat.
Anda mau ikut mendidik Afi jadi penjahat??? Tentu tidak mau, bukan?
Karena itu, tidak ada alasan untuk tidak membahas Afi. Lagipula, yang saya bahas ini bukan soal Afi semata, kok. Kalau hanya soal Afi, lebih efekti jika kita datang langsung padanya, dan ceramahi dia selama 24 jam nonstop. Semoga setelah itu Afi bertaubat dan mendapat hidayah. Yang kita bahas ini bukan soal Afi semata.
Ini soal PERLAKUAN REZIM INI TERHADAP AFI.
Afi yang hanya seorang plagiator kok diperlakukan dengan sangat WAH seperti itu? Beberapa hari lalu, tulisan "Agama Warisan" yang dia klaim sebagai karya dirinya, ternyata terbukti sebagai plagiat.
Itu ternyata karya orang lain yang dicuri oleh Afi. Lantas baru kemarin, saya membaca berita bahwa ternyata hasil karya yang dijiplak oleh Afi bukan hanya satu.
JUMLAHNYA TERNYATA SANGAT BANYAK. Jadi, si Afi ini bukan hanya satu kali "khilaf" memplagiat atau MENCURI karya orang lain. Sepertinya itu sudah menjadi kebiasaan dirinya.
PERTANYAAN BESAR bagi kita: Kenapa PEMERINTAH memblow-up sosok seorang plagiator sedemikian rupa? Mengapa Afi sangat disanjung-sanjung, dipuja-puja, diberi panggung tingkat nasional, padahal dia hanya seorang plagiator alias PENCURI KARYA ORANG LAIN? Hm....
Saya jadi ingat sebuah rumus kehidupan: Seseorang hanya akan kagum kepada orang-orang yang SEJENIS dengannya. Jadi apakah ini pertanda bahwa mereka yang memuja-muja Afi, mereka yang mengundang Afi, mereka yang memberi panggung pada Afi, adalah para plagiator juga, para pencuri juga, atau setidaknya para pemuja kejahatan?
Jika benar, maka betapa MENGERIKAN situasi NKRI saat ini! Kita sedang berada di era di mana pelaku kejahatan dipuja-puja dan dianggap sebagai pahlawan. Sementara para pembela kebenaran justru difitnah, dicaci-maki dan dituduh sebagai penjahat kelas kakap.
Afi hanyalah seorang remaja yang masih punya banyak waktu untuk berubah menjadi manusia yang jauh lebih baik. Namun para pemuja Afi, dan mereka yang memberikan panggung kepada Afi, adalah orang-orang yang TERBUKTI MEMUJA KEJAHATAN.
Sekadar info: Plagiat atau "mengakui karya orang lain sebagai karya kita" merupakan sebuah PENCURIAN HASIL KARYA, dan ini termasuk KEJAHATAN BESAR.
Jika Anda masih membela seorang plagiator, berarti anda membela penjahat, berarti Anda sama jahatnya dengan si plagiator.
Jakarta, 16 Juni 2017 JONRU
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!