Home | Redaksi | Advertisement | Kirim Naskah | Pedoman Pemberitaan Media Siber
Facebook RSS
3.909 views

Menteri Muda, Mampukah Menjadi Solusi?

Oleh:

Ulfiatul Khomariah

Founder Ideo Media, Pemerhati Masalah Sosial dan Politik

 

 

“Beri aku seribu orangtua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Tapi beri aku sepuluh orang pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia!” –Bung Karno

Pemuda. Ialah subjek penggerak sebuah negara. Sukses tidaknya sebuah negara ditentukan oleh bangkitnya para pemuda. Gerakan pemuda selalu menjadi pelopor bagi kemajuan dan masa depan bangsa. Dengan kata lain, gerakan pemuda menjadi kekuatan utama yang melahirkan revolusi-revolusi besar bagi peradaban sebuah bangsa.

Potensi pemuda sebagai agent of change dan agent of control dapat memberikan posisi bagi peran pemuda di tengah-tengah masyarakat. Dalam hal ini, pemuda memiliki kekuatan besar untuk melakukan gerakan-gerakan kemajuan yang dapat memberikan masukan dalam membangun pemerintahan.

Berbicara mengenai pemerintahan, maka berbicara tentang politik. Pemuda dan politik, menjadi topik hangat yang menarik untuk diperbincangkan saat ini. Terutama saat presiden Joko Widodo mengumumkan rencananya untuk merekrut para pemuda sebagai pengisi kabinet. Harapannya dengan adanya anak muda yang dinamis dan energik bisa beradaptasi dan membawa Indonesia unggul di tengah arus perubahan teknologi yang sangat pesat.

Calon menteri itu ada yang usianya di bawah 35 tahun, ada yang di bawah 30 tahun, bahkan ada yang 25 tahun. “Mereka berasal dari profesional, bukan partai. Punya pengalaman manajerial yang kuat,” ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (14/8/2019), dalam pertemuan dan makan siang bersama sejumlah pimpinan redaksi media massa.

Indonesia sebagai pasar ekonomi digital terbesar di asia tenggara banyak memunculkan pemimpin pemuda dari dunia start up. 4 diantaranya sudah menyandang status unicorn, bahkan dekacorn. Beberapa nama pemuda dari dunia start up yang sudah masuk kantong calon pengisi kabinet, seperti Ferri Unardi (Founder Traveloka), Achmad Zaky (Founder Bukalapak), Nadiem Makarim (Founder Go-Jek) dan William Tanuwijaya (Founder Tokopedia).

Sedangkan dari kalangan partai koalisi ada Grace Natalie, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Tsamara Amany, Bahlil Lahadalia. Dan beberapa tokoh potensial partai politik yang pernah menjadi oposisi juga diperbincangkan, antara lain Sandiaga Uno, Edhy Prabowo, sampai Ahmad Muzani. Hingga sampai saat ini Jokowi masih menyimpan nama-nama calon menterinya. Pertanyaannya, mampukah para pemuda ini menjadi solusi atas segala permasalahan di Indonesia?

Pemuda Dalam Cengkeraman Kapitalisme

Memang, tidak ada salahnya apabila menggantungkan harapan pada para pemuda. Karena pemuda adalah tonggak penerus peradaban bangsa, di tangannya lah perubahan besar itu ada. Apalagi pemuda masa kini adalah pemuda-pemuda yang kritis dan mampu bersaing dengan segala kreatifitas dalam kancah dunia.

Indonesia sendiri dengan pemudanya diakui mampu bersaing dengan negara-negara lain. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya hasil karya anak negeri yang tampil di berbagai kompetisi baik dalam negeri maupun luar negeri.

Bahkan Duta besar Amerika, Robert Blake menilai bahwa generasi muda Indonesia memiliki kreatifitas dan berbakat di bidang start up (perusahaan bidang teknologi dan informasi yang berkembang di dunia internet) yang menjadi lirikan para investor asing. Sebut saja Bukalapak, Go-Jek, Traveloka, Tiket.com, Tokopedia, dll. Banyaknya inovasi dan kreatifitas yang dimunculkan oleh generasi kini adalah sisi positif dari semakin berkembangnya jaman teknologi. Ini merupakan potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia. Maka tak heran jika Jokowi pun melirik potensi para pemuda ini untuk direkrut sebagai pengisi di kursi kabinet.

Namun sayangnya, potensi ini pun tak luput dari dampak negatif yang dihasilkan. Arus sekularisme dan kapitalisme menjadikan pemuda-pemudi Indonesia dengan segala potensinya menjadi manusia-manusia yang individualis dan hanya berorientasi pada dunia semata. Semua hanya ditujukan untuk kepentingan bisnis. Bahkan paham sekularisme (memisahkan aturan agama dari kehidupan) yang ada saat ini, menjadikan para generasi hanya sibuk dengan aktivitas-aktivitas penunjang kemapanan demi meraih materi seperti entrepreneurship, program penyehatan ekonomi, wiraswasta, dll.

Pemuda masa kini hanya dijadikan sebagai alat pendongkrak ekonomi dan kepentingan kapital tanpa mereka sadari. Apalagi penerapan sistem kapitalisme di negeri ini menjadikan negara kehilangan fungsinya. Dalam masyarakat kapitalisme akan banyak sekali dijumpai yayasan-yayasan. Di antaranya ada yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, dan sebagainya. Selain itu, kita jumpai pula banyak program swastaisasi dan privatisasi badan usaha milik negara (BUMN) yang bebas beredar.

Peran negara semacam ini, jelas menjadikan negara kehilangan fungsi utamanya sebagai pemelihara urusan rakyat. Akhirnya, rakyat dibiarkan berkompetisi secara bebas dalam masyarakat. Fakta adanya orang yang kuat dan yang lemah, yang sehat dan yang cacat, yang tua dan yang muda, yang kaya dan yang miskin diabaikan sama sekali. Yang berlaku kemudian adalah hukum rimba, siapa yang kuat dia yang menang dan berhak hidup. Hal ini juga berlaku dalam sistem politiknya. Maka mustahil Indonesia ini akan bangkit menjadi negara besar selama sistem kapitalis bercokol di negeri ini sekalipun pemimpinnya adalah para pemuda.

Pemuda Bangkit Dengan Islam

Islam  menjadikan pemuda memiliki peran mulia yakni sebagai agen perubahan yang tak sekedar paham akan teknologi, kaya inovasi, tapi juga menjadikan itu semua satu kesatuan yang dibingkai dengan sudut pandang Islam . Para pemuda yang memiliki pemahaman Islam  sebagai ideologi akan menjadikan segala kreatifitas dan inovasinya sejalan dengan perjuangan Islam  membangkitkan pemikiran umat. Jadi bukan sekedar pemenuhan gaya hidup, materialisme, dan kesenangan duniawi saja yang diraih melainkan menjadi pilar sebuah peradaban. Inilah peran pemuda yang sesungguhnya.

Maka dengan peran tersebut akan muncullah kekuatan yang dapat merubah  dan bahkan memberikan kontribusi besar bagi tegaknya sebuah peradaban besar, yakni peradaban Islam . Tengoklah bagaimana para pemuda pemudi di masa pemerintahan Islam  menjadikan Islam  sebagai mercusuar peradaban. Disaat itu semua negara menoleh pada peradaban Islam  bahkan banyak para pembesar dari negara lain mengirim anak-anak mereka untuk menuntut ilmu di negeri Islam .

Di saat negeri-negeri eropa berada dalam masa kegelapan, di negeri-negeri Islam  mengalami perubahan dan kemajuan yang sangat pesat dengan semakin banyaknya ditemukan penemuan-penemuan baru dibidang kesehatan, geografi, sains dan teknologi. Maka mengembalikan pemuda kembali pada peran dan fungsinya adalah sebuah keharusan, karena jika tidak para pemuda kita hanya akan diperalat menjadi mesin ekonomi demi memenuhi kepuasan dan kebahagiaan semu ala kapitalis. Wallahu a’lam bish-shawwab.

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

Analysis lainnya:

+Pasang iklan

Gamis Syari Murah Terbaru Original

FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai.
http://beautysyari.id

Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas?

Di sini tempatnya-kiosherbalku.com. Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan >1.500 jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub: 0857-1024-0471
http://www.kiosherbalku.com

Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online

Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller
http://www.tasbrandedmurahriri.com

NABAWI HERBA

Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon s.d 60%. Pembelian bisa campur produk >1.300 jenis produk.
http://www.anekaobatherbal.com

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Innalillahi..!! Ustadzah Pesantren Tahfizh Kecelakaan, Kepala Gegar Otak Koma 5 Hari

Ustadzah Salma Khoirunnisa, salah satu pengajar di Pesantren Tahfizul Quran Darul Arqom Sukoharjo mengalami kecelakaan. Kondisinya masih belum sadar, dan sempat koma selama 5 hari karena diperkirakan...

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Tutup Tahun Dengan Bakti Sosial Kesehatan di Pelosok Negeri

Diawali dengan berniat karena Allah, berperan aktif menebarkan amal sholeh dan turut serta membantu pemerintah memberikan kemudahan kepada umat mendapatkan pelayanan kesehatan, maka Ulurtangan...

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Ayah Wafat, Ibu Cacat, Bayu Anak Yatim Ingin Terus Bersekolah

Rafli Bayu Aryanto (11) anak yatim asal Weru, Sukoharjo ini membutuhkan biaya masuk sekolah tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Namun kondisi ibu Wiyati (44) yang cacat kaki tak mampu untuk...

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Program Sedekah Barang Ulurtangan Sukses Menyebarkan Kasih dan Berkah Bagi Muallaf di Kampung Pupunjul

Alhamdulillah, pada Sabtu, (18/11/2023), Yayasan Ulurtangan.com dengan penuh rasa syukur berhasil melaksanakan program Sedekah Barangku sebagai wujud nyata kepedulian terhadap sesama umat Islam....

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Merengek Kesakitan, Bayi Arga Muhammad Tak Kuat Perutnya Terus Membesar. Yuk Bantu..!!

Sungguh miris kondisi Arga Muhammad Akbar (2) anak kedua pasangan Misran dan Sudarti ini, sudah sebulan ini perutnya terus membesar bagai balon yang mau meletus. Keluarganya butuh biaya berobat...

Latest News

MUI

Sedekah Al Quran

Sedekah Air untuk Pondok Pesantren

Must Read!
X