Sabtu, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 14 September 2013 07:51 wib
7.468 views
Negosiasi Gagal, Pasukan Filipina dan Pejuang MNLF Kembali Bentrok di Zamboanga
ZAMBOANGA CITY, FILIPINA SELATAN (voa-islam.com) - Bentrokan sengit antara pasukan Filipina dan pejuang MNLF kembali meletus pada Jumat (13/9/2013) ketika pasukan keamanan melancarkan serangan mematikan menyusul negosiasi gagal pemerintah untuk membebaskan hampir 200 sandera yang ditahan di Zamboanga City oleh pejuang Moro.
Pasukan Filipina, didukung oleh kendaraan lapis baja, menyerang posisi yang dikuasai oleh pejuang Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) di desa Santa Barbara dan Santa Catalina. Pertempuran itu menewaskan sedikitnya 24 orang dan banyak lainnya terluka.
Sebuah mortir yang ditembakkan oleh pemberontak juga meledak di luar sebuah rumah sakit pemerintah melukai beberapa pekerja Palang Merah dan relawan sipil. Wartawan televisi dan fotografer berita meliputi pengepungan, yang dimulai pada tanggal 9 September, lolos dari ledakan .
Militer mengatakan tentara sedang memerangi sekitar 400 pemberontak MNLF dipimpin oleh Ustadz Haber Malik yang mendarat di desa-desa pesisir di wilayah Zamboanga City dan melancarkan serangan secara serentak.
Dewan Kota Zamboanga telah memsahkan dan menyetujui resolusi untuk mematuhi apa pun keputusan yang diambil Presiden Benigno Aquino untuk mengatasi krisis yang kini memasuki hari ke-6 nya . Ini setelah negosiasi untuk membebaskan sandera gagal.
"Bahwa, negosiasi telah dilakukan oleh Komite Manajemen Krisis untuk pembebasan sandera dan untuk mengakhiri konflik bersenjata antara kelompok MNLF Nur Misuari dan pasukan pemerintah, Bahwa, setelah serangkaian negosiasi dengan kelompok sempalan MNLF Nur Misuari, cara damai untuk mengakhiri krisis sandera dan konflik bersenjata gagal."
"Diputuskan, karena itu dengan ini memutuskan, untuk mematuhi keputusan Yang Mulia, Benigno S. Aquino III, tindakan apa yang harus diambil mengenai resolusi krisis ini. " kata resolusi tersebut.
Dewan Kota juga menyetujui peraturan lain pelaksanaan evakuasi paksa penduduk sipil di desa Rio Hondo, Santa Barbara, Santa Catalina, Talon-Talon dan Mampang - lima hari setelah pejuang Moro menyerang Zamboanga.
Presiden Benigno Aquino tiba pada Jumat di Zamboanga untuk secara pribadi menilai situasi. Ia diberitahu oleh petugas keamanan mengenai memburuknya situasi di Zamboanga dan ia kemudian berbicara kepada tentara dan mendistribusikan kotak-kotak cokelat.
Aquino mengatakan pihak berwenang mengumpulkan cukup bukti untuk mengajukan pidana terhadap mereka yang berada dibalik kekerasan di Zamboanga. Pihak militer menyalahkan Misuari untuk kekerasan tersebut dan Manila mengeluarkan ultimatum kepada pejuang Moro untuk mengakhiri pertempuran di Zamboanga, mengatakan pemerintah siap untuk melaksanakan penyelesaian dengan menggunakan kekerasan.
Pemimpin MNLF Nur Misuari, yang kini dilaporkan bersembunyi, telah berulang kali menuduh Manila mengingkari kesepakatan damai tahun 1996, tuduhan yang dibantah keras oleh pemerintah. Berdasarkan perjanjian perdamaian, Manila akan harus menyediakan Rencana mini Marshal untuk memacu pembangunan ekonomi di wilayah Muslim di selatan dan bantuan mata pencaharian dan perumahan bagi puluhan ribu mantan pejuang Moro untuk mengangkat standar hidup mereka yang miskin.
Misuari telah berulang kali mengumumkan bahwa perjanjian perdamaian yang ditandatangani dengan Manila sudah lama meninggal dan dikuburkan, dan bahwa ia menyebut dirinya sebagai Presiden Republik Bangsamoro.
Ini adalah serangan kedua dilakukan oleh pengikut setia Misuari dalam dekade terakhir. Pada tahun 2001, pejuang MNLF juga menyerang sebuah pangkalan militer di Zamboanga City dan satu lagi di provinsi Sulu dalam upaya untuk menghentikan pemilu di Wilayah Otonomi Muslim Mindanao, yang Misuari menjadi gubernur. (an/tme)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!