PM Malaysia Serukan Pemimpin Dunia Lawan Terorisme

Kualu Lumpur (voa-islam.com)--Perdana Menteri Malaysia Najib Razak membuka rangkaian pertemuan dalam KTT ASEAN, Sabtu (21/11/2015) dengan menyeru para pemimpin dunia untuk melawan aksi terorisme.

Aksi barbar para teroris tidak mewakili ras atau agama apa pun, tandas Razak seperti dikutip Reuters.

Kaum milian membunuh 19 orang dalam serangan teror ke sebuah hotel mewah di Mali, Afrika, Jumat kemarin sebelum pasukan komando Mali menyerbu masuk gedung dan menyelamatkan 170 orang yang kebanyakan orang asing.

Serangan ini terjadi sepekan dari serangan ISIS ke Paris yang menewaskan 129 orang.

"Para pelaku aksi pengecut dan barbar ini tidak mewakili ras, agama, atau kepercayaan apa pun, kita jangan biarkan mereka mengatasnamakan itu," kata Najib pada pembukaan KTT ASEAN.

"Mereka teroris dan mesti dilawan dengan kekuatan penuh hukum."

Malaysia telah menggelarkan kekuatan keamanan luar biasa di seluruh Kuala Lumpur ketika para pemimpin 18 negara, termasuk Obama, tiba untuk KTT itu.

Obama sendiri menyebut serangan teror di Mali itu hanya kian menguatkan tekad AS dan sekutu-sekutunya untuk tidak lelah memerangi mereka yang membunuh warga sipil dan tak akan membiarkan bebas para militan.

"Kita akan terus membasmi jejering teroris," kata Obama.

"Kita tidak akan membiarkan para pembunuh ini hidup aman."* [Syaf/Antara/voa-islam.com]

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Rezim Assad Lakukan 42000 Lebih Serangan Udara Selama Setahun Terakhir
• 400 Anak-anak Palestina Ditahan di Penjara-penjata Zionis Israel
• 160 Warga Rusia Gugur saat Berjuang bersama Daulah Islam (IS) di Suriah
• Malaysia Kerahkan 2000 Tentara di Ibukota untuk Jaga Obama dari 'Serangan Teroris'
• 5 Orang Tewas dalam Serangan Penembakan dan Penusukan Terbaru di Ibukota Israel
• Turki Deportasi 8 Tersangka Anggota Daulah Islam (IS) ke Maroko
• IEP: Lebih dari 30.000 Mujahid Lakukan Perjalanan ke Suriah dan Irak dalam 4 Tahun Terakhir
• Jajak Pendapat: Lebih Setengah Warga AS Menentang Pengiriman Pasukan Darat ke Irak atau Suriah