Selasa, 28 Jumadil Awwal 1446 H / 5 April 2016 09:00 wib
5.916 views
Erdogan Tolak 'Pelajaran dalam Demokrasi' dari Barat
ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Senin (4/4/2016) mengecam Barat karena memberikan Turki "pelajaran dalam demokrasi", di tengah meningkatnya kritik oleh AS dan Uni Eropa atas lebih dari satu dugaan tindakan keras tentang kebebasan pers di bawah pemerintahannya.
"Mereka yang mencoba untuk memberi kita pelajaran dalam demokrasi dan hak asasi manusia harus terlebih dahulu merenung malu sendiri," kata Erdogan dalam pertemuan Bulan Sabit Merah Turki di Ankara.
Pernyataannya muncul setelah Presiden AS Barack Obama mengatakan pendekatan Turki terhadap media mengambil " jalan yang akan sangat mengganggu."
Pemerintah Erdogan telah dituduh meningkatkan otoritarianisme dan membungkam media serta anggota parlemen, akademisi, pengacara dan LSM yang kritis.
Dua wartawan dari koran oposisi Cumhuriyet menghadapi penjara seumur hidup setelah dituduh mengungkapkan rahasia negara atas cerita yang menuduh pemerintah berusaha secara sah memberikan senjata kepada pejuang oposisi di Suriah.
Erdogan bertemu dengan Obama di Washington pekan lalu tetapi mengatakan presiden AS tidak mengangkat isu tersebut dalam pembicaraan dan menambahkan ia "sedih" bahwa rekan Amerika-nya mengkritik dia di belakangnya.
Presiden mengatakan ia menunjukkan dalam pertemuan-pertemuan lain dalam perjalanan di Washington bahwa ada kebebasan pers di Turki, mengatakan bahwa beberapa koran telah mencap dia sebagai "pencuri" dan "pembunuh" tanpa ditutup.
"Penghinaan dan ancaman semacam itu tidak diizinkan di Barat," tegasnya.
Dalam percakapan telepon sebelumnya, Perdana Menteri Ahmet Davutoglu mengatakan kepada Kanselir Jerman Angela Merkel bahwa ia tidak bahagia tentang jumlah besar cerita yang mengkritik Erdogan di media Jerman dalam beberapa pekan terakhir.
Davutoglu mengeluhkan publikasi semacam itu "yang tidak sesuai dengan kebebasan pers" dan mengatakan harus ada sebuah akhir publikasi materi yang "tidak dapat diterima" seperti itu, kata kantor dia.
Mingguan Jerman Der Spiegel mengetengahkan cerita sampul sangat kritis tentang Erdogan dalam edisi terbaru, dengan karikatur presiden Turki - yang majalah itu sebut sebagai "orang liar dari Bosphorus" - mengepalkan tinjunya.
Judul pada cerita itu terbaca: "teman menakutkan: perang salib Presiden Erdogan terhadap kebebasan dan demokrasi."
Turki bulan lalu memanggil duta besar Jerman untuk memprotes dua menit lagu lampooning Erdogan yang disiarkan di televisi Jerman. (st/AFP)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!