Khawatir Serangan IS, AS Perintahkan Para Diplomat dan Keluarganya Pergi dari Istanbul

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Departemen Luar Negeri AS telah memerintahkan para anggota keluarga karyawan di Konsulat AS di kota Istanbul Turki untuk dievakuasi di tengah ancaman serangan Islamic State.

Departemen itu membuat pengumuman melalui travel warning yang dikeluarkan hari Sabtu (29/10/2016) "berdasarkan informasi keamanan yang menunjukkan kelompok-kelompok ekstremis terus berupaya agresif untuk menyerang warga AS di wilayah Istanbul di mana mereka tinggal atau hadir."

Terlepas dari Konsulat Jenderal AS di Istanbul, pos-pos diplomatik lainnya tidak akan terpengaruh oleh peringatan tersebut.

Rilisan itu  lebih lanjut mengatakan, "Penundaan atau penolakan akses konsuler kepada warga negara AS yang ditahan atau ditangkap oleh pasukan keamanan, beberapa di antaranya juga memiliki kewarganegaraan Turki, dilanjutkan," menambahkan bahwa "serangan tambahan di Turki di acara-acara besar, lokasi wisata, restoran, pusat komersial, tempat ibadah, dan hub transportasi, termasuk layanan penerbangan, metro, bus, jembatan, terminal bus dan angkutan laut, bisa terjadi. "

Warga Amerika juga didesak untuk "menunda perjalanan ke pusat-pusat kota besar dekat perbatasan Turki / Suriah." (st/ptv)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Seorang Jenderal Senior Militer Syi'ah Iran Tewas oleh Mujahidin di Suriah
• PM Yaman: Iran Latih 6000 Pemberontak Syi'ah Houtsi di Iran dan Beirut
• Turki Tahan 45 Pilot Tempur Atas Dugaan Terkait Gulen
• Militer Saudi Cegat Rudal Balistik Pemberontak Syi'ah Yaman yang Menargetkan Kota Suci Makkah
• Kapal Perang AS dan Koalisi Arab Cegat 4 Pengiriman Senjata dari Iran ke Pemberontak Syi'ah Yaman
• Seorang Komandan Polisi Afghanistan Bersama 13 Anak Buahnya Membelot dan Bergabung dengan Taliban
• Kapal Induk Rusia yang Akan Bombardir Warga Sipil Suriah Batal Isi Bahan Bakar di Spanyol
• Pengadilan Banding Mesir Kukuhkan Vonis Seumur Hidup Pemimpin Tertinggi IM Mohammed Badie