Sabtu, 27 Jumadil Awwal 1446 H / 12 November 2016 09:45 wib
4.511 views
Unjuk Rasa Anti Donald Trump di AS Masuki Hari Ketiga
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Para pengunjuk rasa anti-Donald Trump telah turun ke jalan-jalan dekat Trump Tower di New York dan di beberapa kota AS lainnya.
Protes dimulai awal Jumat (11/11/2016) sore, menandai malam ketiga demonstrasi massa setelah Trump mengalahkan saingan nya dari Partai Demokrat Hillary Clinton dalam pemilihan presiden hari Selasa.
Para pejabat kota di Portland, Oregon, menyerukan ketenangan pada hari Jum'at setelah protes damai di sana malam sebelumnya berubah menjadi kekerasan.
Sekitar 4.000 pengunjuk rasa berkumpul di pusat kota Kamis malam, meneriakkan "kami menolak presiden terpilih!" Namun, beberapa mobil dirusak dan jendela dihancurkan pada pusat bisnis, dengan dua puluh lima dari mereka yang ditangkap.
"Kami memiliki beberapa anarkis yang membajak acara itu dan melakukan kerusakan mengerikan kepada tetangga dan teman-teman kita," kata Walikota Charlie Hales pada konferensi pers pada hari Jum'at. "Mereka menyebarkan kekerasan dan ketakutan dan terpengaruh dari pengamalan dari hak-hak Amandemen Pertama."
Di Boston, ratusan orang berkumpul di Boston Common untuk "Pawai Cinta dalam Komunitas."
"Mari kita bersatu bersama-sama secara damai menampilkan semua mereka yang Donald Trump atau pendukungnya telah letakkan bahwa kita masih peduli tentang mereka, dan memberi mereka sebuah kesempatan untuk suara mereka didengar," kata penyelenggara di Facebook.
Protes serupa juga diadakan di Florida Selatan serta Denver, di mana ratusan siswa SMA berjalan keluar dari kelas.
"Kami bukan preman, kita bukan penjahat. Kami adalah manusia. Sama seperti Anda Trump," terbaca plakat yang dibawa oleh salah satu siswa.
Trump awalnya menolak demonstran di Twitter, menyebut mereka "pengunjuk rasa profesional, dihasut oleh media," tapi kemudian mengatakan ia mengagumi "semangat" mereka.
Trump mencengangkan dunia dengan mengalahkan capres sangat disukai Hillary Clinton, mengirim Amerika Serikat pada sebuah jalan baru yang tidak pasti.
Kampanye pemilu nya telah dirusak oleh komentar yang meremehkan melawan minoritas di AS. Komentarnya yang kontroversial termasuk seruan untuk melarang semua Muslim dari datang ke Amerika serta menghentikan imigran Meksiko dengan membangun tembok panjang di sepanjang perbatasan AS-Meksiko.
Dia juga telah meminta database untuk melacak Muslim di seluruh Amerika Serikat dan mengatakan bahwa AS akan "benar-benar tidak punya pilihan" kecuali untuk menutup masjid. (st)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!