Jum'at, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 6 Januari 2017 09:45 wib
5.626 views
AS Masukkan Putra Syaikh Usamah Bin Ladin, Hamzah dalam Daftar Teroris Global
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Departemen Luar Negeri AS hari Kamis (5/1/2017) mengumumkan bahwa anak Syaikh Usamah bin Ladin, Hamzah, telah dimasukkan ke dalam daftar teroris global Amerika.
Kementerian luar negeri beralasan penampilan Hamzah dalam berbagai propaganda Al-Qaidah sejak Agustus 2015 sebagai bukti peran penting nya. Putra Syaik Usamah bin Ladin itu menyerukan aksi jihad di seluruh Barat, termasuk di dalam negeri AS, dan ia juga mendorong "suku-suku Arab yang berbasis di Saudi untuk bersatu dengan" Al-Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP) "untuk berperang melawan Kerajaan Arab Saudi, yang merupakan sekutu dekat AS."
Al-Qaidah telah merilis beberapa pesan dari Hamzah sejak pertengahan 2015, tetapi pesan itu semua berbentuk pidato audio. Kelompok itu belum menerbitkan foto atau video Hamzah sebagai orang dewasa, kemungkinan untuk alasan keamanan. Gambar terakhir yang diketahui tentang dia adalah saat masih anak-anak.
Dokumen yang ditemukan di dalam kompleks Syaikh Usamah menunjukkan bahwa Syaikh Usamah sangat khawatir dengan keselamatan Hamzah di bulan-bulan menjelang serangan Mei 2011 di Abbottabad. Pemimpin tertinggi Al-Qaidah itu berulang kali membahas cara-cara untuk mencegah Hamza jatuh ke tangan musuh Al-Qaidah. Syaikh Usamah ingin anaknya untuk menghindari Waziristan, tempat pesawat-pesawat drone AS beroperasi di atas kepala, bagaimanapun caranya. Dan ia menyarankan bahwa Hamza melarikan diri ke Qatar, di mana ia bisa bersembunyi untuk sementara waktu.
Namun, Hamzah tidak melarikan diri ke Qatar. Sebaliknya, ia dilatih oleh para bawahan Syaikh Usamah dan dipersiapkan untuk bangkit melalui jajaran Al-Qaidah.
Syaikh Atiyah Abdul Rahman, yang menjabat sebagai manajer umum Al-Qaidah sampai kesyahidannya (Insyallah) di bulan Agustus 2011, memastikan bahwa Hamzah tetap aman.
Dalam surat yang ditulis bulan April 2011, Rahman mengeluhkan kepahitan mereka yang bertugas melindungi anak Syaikh Usamah.
Rahman menunjukkan bahwa Hamzah sedang dilatih oleh Abu Khalil al Sudani, seorang pemimpin senior Al-Qaidah yang kemudian gugur di Afghanistan. Hamzah "telah membawa keluarganya ke rumah saudara kita Abu Khalil," Rahman menulis hanya beberapa pekan sebelum gugurnya Syaikh Usamah. "Mereka telah di sana selama beberapa hari karena saya mengatur Abu Khalil untuk melatih Hamzah bahan peledak. Saya menekankan perlunya untuk keamanan, untuk menghindari keluar, bergerak di sekitar, atau melakukan sesuatu yang mungkin mengekspos dia untuk bahaya."
Hamzah, pada kenyataannya, bertahan hidup. Ia menghindari penangkapan dan juga drone Amerika. Lebih dari empat tahun setelah surat Rahman, Al-Qaidah memperkenalkan Hamza sebagai tokoh kunci dalam organisasi global tersebut.
Ditampilkan dalam propaganda Al-Qaidah sejak 2015
Al-Qaidah merilis pesan audio pertama dari Hamzah pada Agustus 2015. Junior bin Ladin itu diperkenalkan ke khalayak oleh pemimpin tertinggi Al-Qaidah saat ini, Syaikh Ayman al Zawahiri, yang menggambarkan dia sebagai "singa dari sarang [Al-Qaidah]."
Debut Hamzah tercatat sekitar bulan Mei atau Juni 2015, sebelum Taliban mengakui bahwa emir pertama, Mullah Muhammad Umar, telah meninggal dua tahun sebelumnya. Mengikuti jejak ayahnya, Hamza bersumpah setia kepada Mullah Umar, merujuk kepadanya sebagai "Amir dari orang-orang mukmin," sebuatan biasanya disediakan untuk seorang khalifah Islam. Para pemimpin Al-Qaidah sendiri, termasuk Syaikh Usamah, pertama kali berbayat atau bersumpah setia kepada Mullah Umar sebelum serangan 11 September 2001.
Dalam pesan Agustus 2015 itu, Hamzah melanjutkan untuk menghormati pemimpin dari masing-masing cabang regional Al-Qaidah. Pewaris Syaikh Usamah itu secara khusus menyebut Nasir al Wuhayshi, yang memimpin AQAP sampai ia gugur dalam serangan drone AS hanya beberapa pesan setelah pesan Hamzah dirilis, pemimpin Al-Qaidah di Maghreb Islam (AQIM) Abdulmalek Droukdel, pemimpin Al-Qaidah di benua India (AQIS) Asim Umar, Abu Obaidah Ahmed Omar pemimpin Al-Shabaab, dan Abu Muhammad Al-Jaulani yang saat itu memimpin afiliasi Al-Qaidah di Suriah Jabhat Al-Nusrah. Jabhat Al-Nusrah sendiri saat ini telah bubar dan berganti nama menjadi Jabhat Fateh Al-Sham setelah mereka secara resmi memutuskan hubungan dengan kelompok tersebut.
Al-Qaidah telah merilis beberapa pesan dari Hamza sejak pertama.
Pada bulan Mei 2016, Hamzah merilis diskusi bertajuk, "Yerusalem Ibarat Mempelai Wanita, Mas Kawinnya Adalah Darah kami." Di dalamnya, Hamza berpendapat bahwa jihad di Suriah adalah kunci untuk mencapai kemenangan dalam konflik Israel-Palestina. Hamza meminta umat Muslim di seluruh dunia untuk meningkatkan kekuatan pasukan yang besar, dan mempersiapkan para ahli yang dapat berperang di Israel.
Pada bulan Juli 2016, Al-Qaidah merilis pidato lain dari Hamza di mana ia berpendapat bahwa jumlah "mujahidin" di seluruh dunia telah berkembang meskipun satu setengah dekade perang. Hamzah juga mengancam balas dendam atas kematian ayahnya, mengatakan bahwa Amerika belum menyaksikan pembalasan dari Al-Qaidah.
Pesan Hamzah pada bulan Juli 2016 berjudul, "Kita Semua Usamah." Ungkapan yang sama diteriakkan selama protes terinspirasi Al-Qaidah pada pendirian misi diplomatik Amerika di Kairo, Tunis, Sanaa, dan tempat lain pada bulan September 2012. sampul edisi kesepuluh di majalah Inspire Al-Qaidah Semenanjung Arab difokuskan pada tema ini, merayakan protes dan serangan pada Kedutaan Besar AS. Cuplikan dari aksi unjuk rasa ini juga termasuk dalam pesan resmi pertama Hamza di Al-Qaidah pada Agustus tahun 2015.
Kemudian, pada tahun 2016 Agustus, Al-Qaidah merilis kritik panjang Hamzah terhadap rezim Saudi. Dia menyerukan perubahan rezim di Arab Saudi dan menyalahkan kerajaan tersebut untuk campur tangan dalam jihad AQAP di Yaman.
Hamzah diperkirakan berusia 23 tahun saat ini. Tapi, pemerintah AS menyebut dia berusia 27 hingga 28 tahun dengan asumsi dia lahir pada tahun 1989.
Selain Hamzah, AS juga memasukkan nama pemimpin senior Al-Qaidah, Ibrahim Al-Banna, dalam daftar yang sama. Keduanya secara resmi terkena sanksi keuangan AS. (st/tljw)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
