Senin, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 30 Januari 2017 09:30 wib
5.798 views
Demonstasi Menentang Larangan Muslim Masuki AS Berlanjut di Seluruh Amerika Serikat
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Demonstrasi tetap berlangsung di sejumlah kota di AS pada hari Ahad (29/2/2017) ketika ribuan orang berkumpul untuk memprotes larangan perjalanan kontroversial yang dilaksanakan oleh Presiden AS Donald Trump yang melarang warga dari tujuh negara mayoritas Muslim memasuki Amerika Serikat.
Pemrotes berkumpul di terminal bandara di sejumlah kota sejak Ahad dini hari dengan banyak orang juga berkumpul di ruang publik di New York Battery Park, di tangga hotel Trump International di Washington DC, di Boston Copley Square, dan di tempat lain.
Selama protes, demonstran membawa poster yang mengungkapkan solidaritas dengan para pengungsi membawa pesan terbaca "Panggilan Kemanusiaan", "Pengungsi Selamat datang", dan "Membuat Amerika Ramah Lagi".
Slogan-slogan yang dinyanyikan dalam pertemuan tersebut menyatakan kecaman terhadap putusan Trump, menyerukan Presiden AS untuk "melakukan pekerjaan Anda".
Di bawah perintah sweeping, yang telah mulai dilaksanakan oleh pejabat perbatasan AS, warga negara dari Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman telah dilarang memasuki negara itu.
Trump mengatakan bahwa langkah-langkah itu bertujuan untuk membatasi imigrasi dan pengetatan keamanan untuk menekan ancaman teror potensial.
Namun, tanda tanya telah meningkat dengan dihilangkannya negara mayoritas Muslim lain dari daftar terutama negara dimana Trump diduga memiliki kepentingan bisnis yang kuat, termasuk Arab Saudi dan UEA.
Turki dan Mesir - yang keduanya mengalami serangan teror profil tinggi di seluruh 2016 - juga dihilangkan dari daftar Trump.
Berbicara pada hari Ahad di saat para demonstran berkumpul, Trump membela larangan tersebut.
Dalam sebuah postingan di Twitter taipan miliuner real estate yang menjadi presiden itu menulis bahwa AS memerlukan "perbatasan yang kuat dan pemeriksaan ekstrim, SEKARANG" menambahkan bahwa jika langkah-langkah tersebut tidak diadopsi pergerakan pengungsi dan warga asing ke AS bisa membawa negeri itu menjadi "kekacauan yang mengerikan", membandingkan dengan "apa yang terjadi di seluruh Eropa dan, tentu saja, dunia."
Negara yang terkena dampak menyatakan kecaman terhadap larangan itu pada hari Ahad dengan Sudan memanggil Kuasa Usaha AS di negara itu untuk Khartoum, sementara politisi Irak dikatakan mempertimbangkan "membalas" larangan perjalanan Trump - sebuah saluran yang juga diadopsi oleh Iran, dengan Liga Arab juga mengungkapkan "keprihatinan yang mendalam".
Di AS baik anggota parlemen asal partai Republik dan Demokrat, pengacara, kelompok masyarakat sipil, anggota industri teknologi, selebriti, dan veteran Angkatan Darat AS telah mengambil bagian dalam demonstrasi dan menyerukan untuk semakin banyak penentang larangan selama akhir pekan. (st/TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!