Selasa, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 7 Februari 2017 15:15 wib
7.319 views
Amnesty Internasional Sebut Rezim Teroris Assad Gantung 13.000 Tahanan Oposisi di Penjara Saydnaya
LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Sebanyak 13.000 orang digantung dalam lima tahun di sebuah penjara pemerintah Suriah di utara Damaskus, Amnesty International mengatakan dalam sebuah laporan hari Selasa (7/2/2017).
Berjudul "Rumah jagal manusia: penggantungan dan pemusnahan masal di penjara Saydnaya," laporan mengerikan Amnesty Internasional didasarkan pada wawancara dengan 84 saksi, termasuk penjaga, tahanan, dan hakim.
Ditemukan bahwa setidaknya seminggu sekali antara tahun 2011 hingga 2015, kelompok-kelompok tahanan berjumlah 50 orang dibawa keluar dari sel penjara mereka untuk menjalani pengadilan sewenang-wenang, dipukuli, kemudian digantung di tengah malam dan dalam kerahasiaan total."
"Sepanjang proses ini, mereka tetap ditutup matanya. Mereka tidak tahu kapan atau bagaimana mereka akan mati sampai jerat ditempatkan di sekitar leher mereka," tulis kelompok hak asasi tersebut.
Sebagian besar korban adalah warga sipil yang dituduh menentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
"Mereka terus dibiarkan (tergantung) di sana selama 10 sampai 15 menit," kata mantan hakim yang menyaksikan eksekusi tersebut.
"Untuk orang-orang muda, berat badan mereka tidak akan membunuh mereka. Para asisten petugas akan menarik mereka ke bawah dan mematahkan leher mereka," katanya.
Amnesty mengatakan praktek tersebut merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, tetapi kemungkinan besar masih berlangsung.
Ribuan tahanan ditahan di penjara Saydnaya yang dijalankan militer, salah satu pusat penahanan terbesar di negara itu terletak 30 kilometer di utara Damaskus.
Amnesty mengatakan pemerintah Suriah melaksanakan "kebijakan pemusnahan" di sana dengan berulang kali menyiksa tahanan dan memblokir makanan, air, dan perawatan medis.
Tahanan diperkosa atau dipaksa untuk memperkosa satu sama lain, dan penjaga akan memberi makan para tahanan dengan melempar makanan ke lantai sel, yang sering tertutup oleh kotoran dan darah.
Penyelidikan oleh PBB tahun lalu menuduh pemerintah Assad melakukan kebijakan "pemusnahan" di penjara tersebut.
Salah satu mantan perwira militer mengatakan ia bisa mendengar suara tersedak ketika orang-orang digantung di ruang eksekusi di bawah.
"Jika Anda menempatkan telinga Anda di lantai, Anda bisa mendengar suara semacam menggelegak," kata Hamid, yang ditangkap pada 2011.
"Kami tidur di atas suara orang tersedak sampai mati. Ini adalah normal bagi saya saat itu," katanya kepada Amnesty.
Kelompok itu sebelumnya mengatakan bahwa lebih dari 17.700 orang diperkirakan telah tewas di dalam tahanan pemerintah di seluruh Suriah sejak konflik di negara itu meletus pada Maret 2011.
"Kengerian yang digambarkan dalam laporan ini mengungkapkan sebuah kampanye tersembunyi, mengerikan, disetujui di tingkat tertinggi dari pemerintah Suriah, yang bertujuan untuk menghancurkan segala bentuk perbedaan pendapat dalam populasi Suriah," kata Lynn Maalouf, wakil direktur untuk penelitian di kantor Beirut Amnesty.
"Pembunuhan berdarah dingin terhadap ribuan tahanan tak berdaya, bersama dengan program penyiksaan psikologis dan fisik yang secara hati-hati dibuat dan sistematis yang berlangsung di dalam penjara Saydnaya tidak bisa dibiarkan terus," katanya.
Para pejabat pemerintah Suriah jarang mengomentari tuduhan penyiksaan dan pembunuhan masal. Di masa lalu, rezim teroris Assad yang tidak pernah mau mengakui kejahatan kemanusian terhadap oposisi, telah membantah laporan dari pembantaian yang didokumentasikan oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia internasional, menggambarkan laporan itu sebagai propaganda.
Sejumlah pakar PBB mengatakan setahun lalu bahwa laporan saksi-saksi dan bukti dokumen secara kuat menunjukkan puluhan ribu orang ditahan aparat Suriah dan "kematian dalam skala masif" terjadi di tahanan. (st/TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!