Seorang Tentara AS Tewas Akibat Ledakan Bom Islamic State (IS) di Mosul

IRBIL, KURDISTAN IRAK (voa-islam.com) - Amerika Serikat mengkonfirmasi kematian seorang tentara Amerika yang mendukung angkatan bersenjata Syi'ah Irak akibat luka-luka yang diderita dalam sebuah ledakan di luar kota Mosul yang diserang pada hari Sabtu (29/4/2017).

Sebuah pernyataan gabungan oleh Joint Task Force - Operasi Inherent Resolve merinci "Seorang anggota layanan A.S. tewas karena luka yang ditimbulkan dalam ledakan alat peledak rakitan (IED) di luar Mosul, Irak, 29 April 2017."

Pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa "informasi lebih lanjut akan dirilis sebagaimana mestinya."

Ini bukan pertama kalinya seorang anggota layanan AS terbunuh di lapangan selama perang melawan Islamic State (IS) di provinsi Ninawa. Pada bulan Mei 2016, seorang anggota pasukan khusus NAVY SEAL AS tewas saat IS meluncurkan serangan besar-besaran terhadap Peshmerga di kota Tel Kaif, sebelah utara Mosul.

Sementara AS sebelumnya memiliki pasukan dalam peran tempur di Irak, sekarang semua pasukan bertugas dalam "peran nasihat dan membantu," dan melatih pasukan Irak dan Kurdi dalam perang melawan IS. Koalisi juga mengklaim bahwa mereka membela diri dengan segala cara yang ada

Sampai saat ini AS mengaku hanya menderita empat korban tempur sejak kembali ke Irak untuk melawan IS. ((st/Rudaw)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Zionis Israel Lanjutkan Pembangunan 'Tembok Apartheid' di Tepi Barat Palestina yang Diduduki
• Miris! Kesulitan Ekonomi Paksa Pengungsi Suriah di Libanon Jual Organ Tubuh untuk Biayai Hidup
• KSRelief: Arab Saudi Juga Kirim Bantuan ke Wilayah yang Diperintah Pemberontak Syi'ah Houtsi
• Pentagon Klaim Bunuh Pemimpin Afiliasi Islamic State (IS) Afghanistan Abdul Muhib
• Kelompok Pemantau Sebut Turki Blokir Akses ke Situs Wikipedia
• Zionis Israel Akan Bangun 15.000 Unit Pemukiman Ilegal Baru di Al-Quds Yerusalem
• Zionis Israel Gunakan Algoritma Komputer untuk Tahan Para Warga Palestina
• Anggota Parlemen Jerman Setuju Larangan Parsial Burqa