Sabtu, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 8 Juli 2017 21:00 wib
4.612 views
Menteri Keuangan Qatar Sebut Negaranya Cukup Kaya untuk Menahan Blokade Saudi CS
DOHA, QATAR (voa-islam.com) - Doha cukup kaya untuk ditaku-takuti dengan blokade, menteri keuangan Qatar Ali Sharif al-Emadi mengatakan kepada surat kabar The Times pada hari Jum'at (7/7/2017), menambahkan bahwa cadangan keuangan negaranya yang besar dari penjualan gas alam selama puluhan tahun berarti dapat menahan sanksi.
Emadi mengatakan fundamental ekonomi Qatar lebih baik daripada Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir dan bahwa meskipun diturunkan oleh lembaga pemeringkat kredit, posisi keuangan Doha tetap lebih baik daripada para pesaingnya.
"Kami memiliki dana kekayaan negara sebesar 250 persen dari produk domestik bruto, kami memiliki cadangan Bank Central Qatar, dan kami memiliki cadangan strategis kementerian keuangan," katanya.
"Kami adalah negara dengan pertumbuhan tercepat di kawasan ini, 40 persen lebih cepat dari negara anggota GCC terdekat [UAE].
"Bahrain dan Mesir, mereka berada pada tingkat ikatan sampah," katanya. "Jika Anda melihat Arab Saudi, mereka memiliki masalah sejati dengan keuangan mereka."
Qatar telah melawan balik ancaman oleh empat negara pemblokir untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut kepada Doha karena penolakannya untuk tunduk pada ultimatum mereka dan menerima daftar tuntutan 13 poin.
Dalam sebuah pernyataan yang dikaitkan dengan sumber senior kementerian luar negeri, Qatar yang menantang mengatakan tuntutan Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain adalah fitnah
"Negara Qatar menyatakan penyesalan atas isi dua pernyataan yang dikeluarkan di Kairo dan Jeddah oleh empat negara pengepung dan tuduhan palsu termasuk di dalamnya yang dianggap penghinaan yang bertentangan dengan fondasi hubungan internasional yang telah mapan," terbaca pernyataan tersebut.
Seorang sumber senior Kementerian Luar Negeri menggambarkan klaim pernyataan tentang campur tangan negara Qatar dalam urusan internal negara-negara dan mendanai terorisme sebagai tuduhan yang tidak berdasar.
Pada bulan Juni, keempat negara itu mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar atas tuduhan bahwa Doha diduga mendanai ekstremis Islam dan memiliki hubungan dekat dengan saingan berat Arab Saudi.
Kemudian, pada 22 Juni, mereka mengeluarkan daftar permintaan, yang mencakup penutupan saluran televisi Al-Jazeera yang berbasis di Doha dan The New Arab yang berbasis di London, untuk mencabut sanksi tersebut.
Qatar, yang menyangkal menjadi pendukung ekstremisme, menolak tuntutan "tidak realistis" tersebut menyebutnya sebagai upaya negara-negara Teluk untuk merongrong kedaulatan negara itu. (st/TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!