Kamis, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 13 Juli 2017 16:15 wib
3.313 views
HRW: Irak Berikan Hukuman Kolektif kepada Keluarga Anggota ISIS
BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Human Rights Watch mengatakan pasukan keamanan Syi'ah Irak memindahkan secara paksa setidaknya 170 orang yang diduga anggota keluarga Islamic State (IS) ke sebuah "kamp rehabilitasi" tertutup sebagai bentuk hukuman kolektif.
"Pihak berwenang Irak seharusnya tidak menghukum seluruh keluarga karena tindakan keluarga mereka," kata Lama Fakih, wakil direktur Middle East Human Rights Watch (HRW) seperti dilansir Middle East Monitor Kamis (14/7/2017).
"Tindakan kasar ini adalah kejahatan perang dan menyabotase upaya untuk mempromosikan rekonsiliasi di daerah-daerah yang direkonstruksi dari ISIS."
Seorang jurubicara militer Syi'ah Irak tidak segera memberikan komentar.
Perdana Menteri Syi'ah Irak Haider Al-Abadi mengumumkan kemenangan atas IS di Mosul pada hari Senin, mengakhiri tiga tahun pemerintahan IS di kubu tempat dideklarasikannya khilafah Juni 2014 lalu.
"Kamp-kamp untuk yang disebut keluarga ISIS tidak ada hubungannya dengan rehabilitasi dan malah merupakan pusat penahanan de facto untuk orang dewasa dan anak-anak yang tidak dituduh berbuat salah," kata Fakih. "Keluarga-keluarga ini harus bebas diizinkan untuk pergi ke tempat tinggal mereka dengan aman."
Otoritas Syi'ah Irak telah membuka yang pertama dari apa yang mereka gambarkan sebagai kamp "rehabilitasi" di Bartalla, sebelah timur Mosul. HRW mengatakan bahwa tujuan resmi kamp adalah untuk memungkinkan rehabilitasi psikologis dan ideologis.
"Pemindahan paksa dan penahanan sewenang-wenang telah terjadi di kegubernuran Anbar, Babil, Diyala, Salahuddin dan Ninawa, yang semuanya mempengaruhi ratusan keluarga," kata kelompok tersebut.
"Pasukan keamanan dan militer Irak tidak berbuat banyak untuk menghentikan pelanggaran ini, dan dalam beberapa kasus turut berpartisipasi di dalamnya."
Human Rights Watch mengatakan bahwa pihaknya mengunjungi kamp Bartalla dan mewawancarai 14 keluarga, masing-masing memiliki hingga 18 anggota.
"Penduduk baru tersebut mengatakan bahwa Pasukan Keamanan Irak telah membawa keluarga-keluarga itu ke kamp tersebut dan bahwa polisi menahan mereka karena tuduhan bahwa mereka memiliki hubungan keluarga dengan ISIS," kata Human Rights Watch.
"Petugas medis di kamp mengatakan bahwa setidaknya 10 wanita dan anak-anak telah meninggal dalam perjalanan ke atau di kamp, sebagian besar karena dehidrasi." (st/MeMo)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!