Kamis, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 20 Juli 2017 19:35 wib
4.784 views
Amerika Hentikan Dukungan untuk Pejuang Oposisi, Pejabat AS: Putin Menang di Suriah
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Para pejabat mengatakan langkah untuk mengakhiri dukungan bagi pejuang oposisi yang melawan pemerintahan Bashar al-Assad adalah konsesi besar yang menguntungkan Rusia Presiden Donald Trump akan menghentikan program CIA untuk mempersenjatai dan melatih pejuang sekuler Suriah yang berperang melawan pemerintahan Bashar Al-Assad, kata pejabat AS pada hari Rabu (19/7/2017).
Menurut Washington Post, pejabat yang tak ingin disebutkan namanya tersebut mengatakan bahwa Rusia telah mendorong keputusan tersebut dan bahwa langkah itu menunjukkan kesediaan Presiden Trump untuk bekerjasama dengan Kremlin di Suriah.
Pejabat pemerintah mengatakan kepada Wasinton Post bahwa Trump berjanji untuk menyelesaikan program tersebut pada sebuah pertemuan antara Direktur CIA Mike Pompeo dan penasihat keamanan nasional H.R. McMaster satu bulan sebelum sang presiden bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada pertemuan puncak G20 di Hamburg, Jerman.
Pejabat dan analis mengatakan keputusan tersebut adalah konsesi utama AS.
Seorang pejabat mengatakan kepada The Post bahwa langkah tersebut adalah "keputusan penting," menambahkan bahwa "Putin menang di Suriah".
Charles Lister, seorang rekan di Institut Timur Tengah, mengatakan bahwa AS "jatuh ke dalam perangkap Rusia".
"Kita membuat perlawanan moderat lebih dan lebih rentan. . . . Kami benar-benar memotong leher mereka, " tambahnya.
CIA mulai memasok senjata dan pelatihan kepada pejuan oposisi "moderat" yang menentang pemerintah pada tahun 2013, di bawah Presiden Barack Obama.
Ilan Goldenberg, mantan pejabat pemerintahan Obama dan direktur Program Keamanan Timur Tengah di Center for a New American Security mengatakan kepada The Post bahwa AS tidak bisa meninggalkan pemberontak sama sekali.
"Ini adalah kekuatan yang tidak bisa kita lepaskan sepenuhnya.
Jika mereka mengakhiri sama sekali pertolongan kepada pemberontak , maka itu adalah kesalahan strategis yang sangat besar," kata Goldbert.
Pemerintahan Trump telah gigih oleh tuduhan berkolusi dengan Rusia selama kampanye kepresidenan 2016, yang telah menyebabkan penunjukan seorang jaksa khusus untuk melakukan penyelidikan atas kemungkinan hubungan dengan Kremlin.
Terlepas dari tuduhan tersebut, Trump dan Putin telah berselisih mengenai Suriah.
AS telah mendukung pejuang sekuler yang berperang melawan pemerintah sementara Rusia telah mendukung Assad.
Washington meluncurkan 59 rudal di pangkalan udara Suriah setelah serangan kimia di provinsi Idlib pada tanggal 6 April yan negara-negara Barat salakan pada pemerintah Suriah. Pejabat AS telah mengancam serangan tambahan jika senjata kimia digunakan lagi.
Rusia Sergey Lavrov mencela serangan AS terhadap militer Suriah, menyebutnya sebagai "pelanggaran mencolok" hukum internasional.
Lavrov mengatakan Washington mencari "alasan untuk perubahan rezim" di Suriah.
"Upaya ini tidak akan berhasil, ini tidak akan terjadi," katanya. (st/MEE)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!