Rabu, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 2 Agutus 2017 10:46 wib
3.915 views
Syi'ah Hizbullata dan HTS Lakukan Pertukaran Tawanan di Perbatasan Suriah-Libanon
ARSAL, LIBANON (voa-islam.com) - Tiga petempur dari kelompok militan Syi'ah Hizbullata Libanon yang baru-baru ini tertangkap dibebaskan oleh pejuang Hay'at Tarir Al-Sham pada Rabu (2/8/2017) pagi dengan imbalan tiga orang yang ditahan oleh LIbanon, kata Mayor Jenderal Abbas Ibrahim, kepala Keamanan Umum Libanon, kepada Reuters.
Pertukaran yang telah selesai itu berarti sebuah penundaan yang menunda sekitar 10.000 oran Suriah termasuk mujaidin, keluarga mereka dan pengungsi lainnya dengan bus dari Libanon ke wilayah Suriah yang dikuasai pejuagn sekarang diperkirakan akan dimulai Rabu pagi, kata Ibrahim.
Transfer tersebut disepakati di bawah kesepakatan gencatan senjata antara Syia'ah Hizbullata dan HTS pekan lalu namun tertunda dua hari sementara negosiasi mengenai pertukaran tawanan terjadi.
Ibrahim mengatakan 120 pejuang dengan membawa senjata pribadi akan termasuk di antara ribuan orang Suriah yang akan berangkat ke provinsi Idlib yang dikuasai oposisi pada hari Rabu.
Lima petempur Syi'ah Hizbullata lainnya kemudian akan dibebaskan begitu konvoi pertama mencapai tujuannya di Suriah, kata Ibrahim.
Ibrahim mengatakan kepada Reuters bahwa pihak berwenang Libanon telah menerima tiga pejuang Hizbullata dan telah menyerahkan tiga orang yang ditahan di Libanon yang diminta oleh HTS sebelum pukul 01:00 pagi waktu Beirut.
Dua orang yang diserahkan ke HTS oleh Beirut adalah tahanan dan satu telah menyelesaikan masa hukumannya.
Pekan lalu, milisi Syi'ah Libanon Hizbullata melancarkan serangan besar gabungan bersama tentara Suriah ke wilayah pegunungan yang mengangkangi perbatasan Suriah-Libanon, yang disebut Jroud Arsal untuk mengusir pejuang oposisi Suriah dari daerah tersebut.
Tentara Libanon, yang mendapat banyak dukungan militer AS dan Inggris, tidak mengambil bagian aktif dalam operasi Jroud Arsal, yang membentuk posisi defensif di sekitar kota Arsal.
Syi'ah Hizbullata mendukung Presiden Bashar al-Assad dalam konflik Suriah yang berusia lebih dari enam tahun. Kelompok tersebut merupakan salah satu pilar penting selain Iran beserta milis asing bayarannya yang lain serta Rusia yang menopang Assad terhindar dari kekalahan dalam perang melawan mujahidin.
Peran Syi'ah Hizbullata dalam konflik Suriah telah dikritik oleh lawan-lawan politik Libanon, termasuk Perdana Menteri Saad al-Hariri. Hariri mengatakan bahwa para pengungsi yan kembali dari Libanon ke Suriah harus dikoordinasikan hanya melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa. (st/Reuters)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!