Surat Kabar Saudi Hapus Berita Mereka yang Mencap Hamas sebagai Kelompok Teroris

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Setelah mendapat kritik keras di media sosial, surat kabar Arab Saudi Al-Riyadh menghapus sebuah berita dari situsnya yang menggambarkan Gerakan perlawanan Palestina Hamas sebagai kelompok "teroris", Huffington Post melaporkan hari Ahaf (7/8/2047).

Surat kabar Al-Riyadh menerbitkan berita itu pada hari Sabtu dengan tajuk utama, "Teroris Hamas menghadiri peresmian presiden Iran," mengacu pada sebuah delegasi Hamas yang mengunjungi Teheran akhir pekan ini untuk upacara sumpah Presiden Hassan Rouhani.

Hamas mencela berita tersebut dan menekankan bahwa "deskripsi berbahaya ini sangat merugikan perlawanan orang-orang Palestina".

Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan bahwa label ini "mencemarkan nama baik orang-orang Palestina, perlawanan dan sejarahnya," mencatat bahwa "memfitnah perlawanan orang-orang Palestina adalah penghinaan terhadap seluruh bangsa [Muslim]".

Gerakan Perlawanan Palestina itu menekankan bahwa mereka melaksanakan "tugas" seluruh negara Muslim dalam hal pembelaan dan pembebasan Palestina. Dikatakan bahwa deskripsi ini hanya melayani "musuh Palestina".

Bagi Zionis Israel, yang menjadi musuh utama umat Muslim dan juga Hamas, pelabelan itu sangat sesuai dengan keinginan mereka, dengan juru bicara Arab tentara Israel Avichai Adraee mengatakan bahwa pada akhirnya salah satu dari kita mengakui apa yang telah dikatakan Israel sejak lama. (st/MeMo) 

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Hekmatyar Desak AS dan NATO Bantu Kurangi Campur Tangan Asing di Afghanistan
• Masjid di Minnesota AS Dibom Saat Jamaah Sedang Shalat Subuh
• Mantan Pemimpin Ikhwan Mahdi Akef dalam Kondisi Kritis
• Anggota Parlemen Afrika Selatan Menolak Bertemu dengan Delegasi Israel
• Israel Bersiap Tutup Kantor Al Jazeera di Yerusalem
• Pasukan Rezim Assad Tewaskan 2 Warga Sipil di Damaskus
• SOHR Klaim Rezim Assad Rebut Benteng Terakhir Islamic State (IS) di Homs
• Erdogan Peringatkan Akan Ada Operasi Militer Baru dalam Waktu Dekat di Suriah