Ahad, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 5 November 2017 20:10 wib
4.815 views
Serangan Bom Jibaku Kembar Targetkan Markas Intelijen Pemerintah Yaman di Aden
ADEN, YAMAN (voa-islam.com) - Dua serangan bom jibaku menghantam bangunan keamanan Yaman di benteng pemerintah di Aden pada hari Ahad (5/11/2017) menewaskan sedikitnya lima anggota pasukan keamanan dan memicu bentrokan.
Sebuah mobil dengan bahan peledak diledakkan di luar markas keamanan di distrik pusat Khor Maksar di Aden, tempat pemerintahan yang didominasi secara internasional oleh Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi, kata seorang pejabat keamanan tingkat tinggi.
Beberapa saat kemudian, orang-orang bersenjata menyerbu unit investigasi kriminal Aden dan membakar arsip dan file ketika seorang pembom jibaku meledakkan sebuah sabuk peledak di gedung tersebut, seorang sumber di unit tersebut mengatakan.
Serangan kembar tersebut mengakhiri secara tiba-tiba periode yang relatif tenang di Aden, di mana pemerintah Hadi yang didukung Saudi telah berbasis sejak diusir dari ibukota Sanaa oleh pemberontak Syi'ah Houtsi pada tahun 2014.
Para pejabat keamanan mengatakan bahwa kelompok pejuang AQAP yang berada dibalik serangan tersebut namun laporan di media sosial menyebutkan bahwa Islamic State (IS) melalului kantor berita A'maaq yang berafiliasi dengannya menyatakan bertanggung jawab atas insiden itu.
Perang Yaman telah memungkinkan Al-Qaidah di Jazirah Arab (AQAP) berkembang di bagian selatan negara tersebut.
Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan Yaman yang bersekutu dengan koalisi pimpinan-Arab telah menutup kubu AQAP dan mengusir mereka dari kantong provinsi selatan Abyan dan Shabwa.
Amerika Serikat, yang menganggap AQAP sebagai cabang paling berbahaya dari Al-Qaidah, juga secara teratur melakukan serangan pesawat tak berawak di Yaman selatan.
Konflik Yaman meningkat pada tahun 2015 ketika sebuah koalisi pimpinan-Saudi melancarkan sebuah intervensi militer yang bertujuan untuk mengembalikan keuntungan Pemberontak Syi'ah Houtsi dan mengembalikan Hadi ke tampuk kekuasaan.
Pertempuran tersebut telah menyebabkan bencana kemanusiaan yang menurut PBB adalah yang terburuk di dunia, mendorong tujuh juta orang ke tepi kelaparan dan memicu wabah kolera yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia telah membunuh 2.000 orang.
Lebih dari 10.000 warga sipil terbunuh dalam konflik tersebut dan ribuan lainnya terluka.
Yaman saat ini berpisah menjadi dua, dengan kubu pemberontak Syi'ah Houtsi-Saleh mengendalikan bagian Utara sementara pasukan pro-pemerintah yang didukung koalisi menguasai bagian selatan negara itu. (st/TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!