Sabtu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 25 November 2017 15:00 wib
3.582 views
Mesir Tutup Penyebrangan Rafah di Gaza Menyusul Serangan Mematikan di Masjid Al-Rawdah Sinai
JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Mesir mengatakan bahwa penyeberangan perbatasan Rafah di Jalur Gaza, yang akan dibuka kembali pada hari Sabtu, akan tetap ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut setelah serangan berdarah di Sinai Mesir yang merenggut nyawa lebih dari 230 orang.
"Pihak Mesir menginformasikan bahwa Rafah tidak akan dibuka kembali pada hari Sabtu karena peristiwa tragis di Sinai Utara," seorang pejabat di wilayah Palestina, yang tidak bersedia disebut namanya, mengatakan pada hari Jum'at (24/11/207/17).
Kairo sebelumnya telah mengumumkan bahwa mereka akan membuka kembali persimpangan selama tiga hari, mulai hari Sabtu.
Sebelumnya pada hari itu, Mesir terjerumus dalam keadaan shock dan sedih setelah penyerang bersenjata, yang identitasnya belum diketahui, menyerbu masjid al-Rawdah di kota Bir al-Abd, 40 kilometer dari ibukota provinsi Sinai Utara el-Arish, menewaskan 235 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.
Serangan bom dan tembak tersebut merupakan insiden tunggal paling mematikan dalam sejarah negara Arab itu baru-baru ini.
Tidak ada individu atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Laporan mengatakan bahwa pesawat tempur Mesir melakukan sejumlah serangan udara di Rafah di kemudian hari.
Semenanjung Sinai telah berada di bawah keadaan darurat sejak Oktober 2014, setelah sebuah serangan jihadis mematikan yang menyebabkan 33 tentara Mesir tewas.
Pada tanggal 18 November, pihak berwenang Mesir membuka kembali penyeberangan Rafah selama tiga hari setelah ditutup selama hampir 80 hari.
Pembukaan kembali juga terjadi setelah pengalihan kendali atas titik-titik penyeberangan Gaza dari gerakan perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza Hamas ke Otorita Palestina pada 1 November.
Kairo mengklaim pada saat itu telah membuka kembali gerbang tersebut dengan alasan kemanusiaan, dan ini dimaksudkan untuk mengurangi meningkatnya jumlah orang yang terdampar di kedua sisi perbatasan.
Israel telah meluncurkan dua perang di Gaza sejak Hamas berkuasa pada tahun 2007.
Rezim Tel Aviv mempertahankan pengepungan yang melumpuhkan pada kantong pesisir tersebut sejak saat itu, sehingga banyak yang membutuhkan obat-obatan dan barang-barang kemanusiaan lainnya. (st/ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!