Selasa, 28 Jumadil Awwal 1446 H / 27 Februari 2018 16:15 wib
3.332 views
Putin Perintahkan 'Jeda Kemanusiaan' Setelah Kegagalan Serangan Darat Rezim Teroris Assad di Ghouta
MOSKOW, RUSIA (voa-islam.com) - Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan "jeda kemanusiaan" setiap hari untuk serangan udara biadab di daerah kantong Suriah Ghouta yang terkepung mulai hari Selasa, kata menteri pertahanan Moskow, Senin (26/2/2018).
"Atas instruksi presiden Rusia, dengan tujuan menghindari korban sipil di Ghouta Timur, mulai 27 Februari - besok - dari pukul 9:00 sampai 14:00 akan ada jeda kemanusiaan," kata menteri Sergei Shoigu pada sebuah pertemuan menteri, menurut sebuah pernyataan dikirim ke AFP.
Bagaimanapun aktivis Suriah mengatakan bahwa ini dilakukan menyusul kerugian berat dan dipukul mundurnya pasukan rezim teroris Assad yang mencoba untuk melakukan serangan darat untuk merebut Ghouta dari pejuang oposisi Suriah pada hari Ahad.
Tujuh puluh lebih pasukan pro-rezim tewas dan 2 lainnya ditangkap sementara 1 buah tank T-72 Assad hancur dan satu lagi direbut pejuang oposisi.
Aktivis mengatakan bahwa jeda kemanusiaan yang "terpaksa" disetujui oleh Putin ini dilakukan untuk mengonsolidasikan kembali kekuatan Assad setelah gagal dalam serangan darat mereka di Ghouta hari Ahad.
Sebelumnya pada Sabtu Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat telah menyetujui tuntutan gencatan senjata selama 30 hari di wilayah pinggiran ibukota tersebut meski tidak menentukan kapan waktunya.
Namun tuntutan tersebut tidak indahkan oleh rezim Assad yang justru mengirimkan pasukan darat untuk menyerang Ghouta.
Hingga kini, lebih dari 520 warga sipil diperkirakan terbunuh dalam satu minggu pemboman berat di Ghouta Timur, di luar Damaskus, oleh rezim Suriah.
Rusia sendiri tidak mau mengakui serangan udara di wilayah itu telah membunuh warga sipil dan kelompok yang dikepung dan diserang oleh rezim dan pasukan sekutu dikaitkan dengan teroris.
Serangan udara rezim Rusia dan Suriah telah berulang kali menargetkan fasilitas kesehatan di daerah kantong tersebut, kata kelompok hak asasi manusia.
Badan amal medis Médecins Sans Frontières melaporkan bahwa 13 fasilitas medis yang didukungnya di wilayah tersebut telah dibom atau dihancurkan. (st/T NA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!