Jum'at, 27 Jumadil Awwal 1446 H / 23 Maret 2018 21:50 wib
4.299 views
Puluhan Pejuang asal Harasta Beserta Keluarga Mereka Tiba di Idlib yang Dikuasai Oposisi
IDLIB, SURIAH (voa-islam.com) - Puluhan pejuang plus ratusan warga sipil yang dievakuasi dari benteng mereka di Ghouta Timur tiba di provinsi Idlib yang dikuasai oposisi pada Jum'at (24/3/2018), kata sebuah kelompok pemantau.
Bus-bus yang membawa para pejuang dan keluarga mereka memasuki provinsi barat laut Idlib setelah evakuasi mereka dari kota Harasta yang sebelumnya dikuasai oposisi di Ghouta Timur pada Kamis, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan.
Seorang wartawan AFP di sebuah kamp pengungsi di daerah Maaret al-Ikhwan di utara provinsi Idlib melihat beberapa pengungsi tiba.
Para keluarga masuk kamp tetapi para pejuang tidak diizinkan masuk, katanya. Sebelum fajar, sekitar 400 pejuang dan ratusan warga sipil di bus dan ambulans telah berhenti di kota Qalat al-Madiq di provinsi Hama di selatan, kata Observatorium.
Di antara mereka adalah seorang pria yang meninggal karena luka-lukanya di jalan, kata monitor, yang bergantung pada sumber jaringan yang luas di dalam Suriah untuk informasinya.
Reporter AFP melihat ratusan orang di bus tiba ke Qalat al-Mudiq, di mana para pejuang oposisi dan anggota Bulan Sabit Merah dan organisasi pertahanan sipil White Helmet sedang menunggu.
Evakuasi dari Harasta terjadi setelah pasukan pro-rezim melancarkan serangan udara dan darat brutal yang menargetkan warga sipil di Timur Ghouta, benteng oposisi terakhir dekat Damaskus, pada 18 Februari.
Serangan biadab tanpa pandang bulu itu telah merenggut 80 persen daerah kantong, kata Observatorium, dan membagi apa yang tersisa menjadi tiga kantong yang menyusut, masing-masing dikendalikan oleh kelompok oposisi yang berbeda.
Evakuasi para pejuang oposisi dari Harasta dapat mengosongkan kantong-kantong terkecil ini dan menumpuk tekanan pada mereka yang mengendalikan dua lainnya untuk menerima kesepakatan serupa.
Ghouta Timur berada dalam jangkauan mortir pusat Damaskus, dan kesepakatan evakuasi bisa menjadi langkah pertama yang besar dalam upaya rezim untuk mengamankan ibukota.
Serangan satu bulan di Ghouta Timur telah menewaskan lebih dari 1.500 warga sipil, kata Observatorium itu, dan menyebabkan puluhan ribu orang melarikan diri ke daerah-daerah yang dikuasai pemerintah. (st/AFP)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!