Sabtu, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 7 April 2018 13:00 wib
3.770 views
Berita Foto: Demonstrasi Pekan Kedua Warga Palestina di Perbatasan Gaza
JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Ribuan orang Palestina telah mengambil bagian dalam protes di sepanjang perbatasan Gaza untuk pekan kedua, setelah demonstrasi serupa Jum'at lalu yang mengarah ke hari paling berdarah sejak perang tahun 2014.
Pasukan Israel menembak mati sedikitnya sepuluh orang pada hari Jum'at (6/4/2018) dan melukai ratusan lainnya, hanya sepekan setelah mereka menewaskan 19 orang lainnya dengan cara yang sama dan melukai ribuan lainnya.
Pembantaian itu terjadi ketika puluhan ribu orang secara damai memprotes hak bagi para pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah leluhur mereka yang diduduki. Penduduk Gaza mengalir ke lima lokasi kamp tenda, masing-masing terletak beberapa ratus meter dari dinding perbatasan.
Dari sana, banyak orang berbaris ke pagar yang dijaga ketat, dan beberapa di antara mereka mulai melemparkan batu ke arah tentara Israel yang menembakan mereka dengan senjata api, gas air mata dan peluru karet.
Tanggapan biadab Israel mengundang kecaman luas dan menyerukan penyelidikan independen dari Uni Eropa dan kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres.
Pekan ini, jumlah pengunjuk rasa jauh lebih rendah daripada Jum'at lalu, tetapi tekadnya sama.
"Saya akan menjadi syuhada hari ini. Saya akan menyeberangi perbatasan," kata Ahmed Abu Ghali, 20 tahun, sambil mengangkat kemejanya untuk menunjukkan luka-luka dari pekan lalu yang membutuhkan 40 jahitan.
Orang-orang Palestina membakar gundukan ban dan melemparkan batu ke tentara Israel di atas pagar perbatasan.
Pembakaran ban itu dimaksudkan untuk menjadi tabir asap dari penembak jitu Israel, dan asap hitam tebal menutupi daerah perbatasan di beberapa tempat.
Para tentara Israel, yang mengambil posisi di punggung di sisi lain perbatasan, terus melakukan tembakan gas air mata dan menembakkan senjata api. Mereka bahkan menyiapkan kipas besar dalam upaya nyata untuk menyingkirkan asap selain menggunakan kanon air untuk mencoba memadamkan sebagian api.
The Great March of Return dimulai pekan lalu dan termasuk acara-acara kebudayaan seperti tarian tradisional Palestina dabka untuk ribuan keluarga, wanita dan anak-anak yang hadir.
Pawai itu secara khusus penting bagi 1,3 juta penduduk daerah kantong yang terkepung karena mereka adalah keluarga pengungsi yang melarikan diri ke Gaza selama pengusiran massal warga Palestina selama pembentukan Israel pada 1948. (st/TNA)
Foto;
Warga Palestina tumpuk ban yang akan mereka bakar selama demonstrasi. (foto. TNA/Abdul-Hakim Abu Rayash)
Demonstran kibarkan bendera Palestina selama bentrok dengan pasukan Israel. (Foto: TNA/Abdul-Hakim Abu Rayash)
Kepulan asap hitam dari pembakaran ban diharapkan bisa menghalangi pandangan para penembak jitu Israel dari menargetkan demonstran Palestina. (Foto: TNA/Abdul-Hakim Abu Rayash)
Tebalnya kepulan asap dari pembakaran ban memaksa pasukan Israel menggunakan kipas angin besar dan juga water canon untuk menyingkirkan asap dan mematikan api. (foto:TNA/Abdul-Hakim Abu Rayash)
Sebagian demonstran palestina berlindung di tumpukan pasir menghindari peluru yang ditembakkan serampangan serdadu Israel. (foto:TNA/Abdul-Hakim Abu Rayash)
Warga Palestina membalas tembakan tentara Zionis Israel dengan lemparan batu. (Foto: TNA/Abdul-Hakim Abu Rayash)
Warga Palestina menolong korban luka akibat tembakan tentara Israel. (foto:TNA/Abdul-Hakim Abu Rayash)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!