Ahad, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 8 April 2018 17:41 wib
3.953 views
Puluhan Tewas, Sebagian Besar Wanita dan Anak-anak dalam Serangan Gas Beracun Rezim Assad di Douma
DOUMA, SURIAH (voa-islam.com) - Sebuah serangan kimia di sebuah kota yang dikuasai pejuang oposisi di Ghouta timur Suriah menewaskan puluhan orang, organisasi bantuan medis dan pekerja penyelamat melaporkan.
Organisasi bantuan medis, Masyarakat Medis Amerika Suriah mengatakan 41 orang tewas, dengan laporan lain menyebutkan jumlah korban tewas jauh lebih tinggi. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan setidaknya 80 orang tewas, termasuk sekitar 40 yang meninggal karena mati lemas. Layanan penyelamatan pertahanan sipil, juga dikenal sebagai White Helmets, menempatkan korban tewas mencapai 150 orang pada salah satu postingan Twitter-nya.
"Rejim Assad dan sekutunya melanjutkan kejahatan mereka," kata jurubicara militer pemberontak Hamza Birqdar kepada al-Hadath TV.
Negara Suriah yang didukung-Rusia kembali tidak mau mengakui kebiadaban mereka, membantah pasukan pemerintah telah melancarkan serangan kimia ketika laporan-laporan itu mulai beredar pada Sabtu malam dan menuduh para pejuang oposisi di kota Ghouta di sebelah timur Douma berada dalam kondisi ambruk dan menyebarkan berita palsu.
Badan-badan tak bernyawa di sekitar selusin anak-anak, wanita dan pria, beberapa di antaranya dengan busa di mulut, ditunjukkan dalam satu video yang disebarkan oleh para aktivis. "Kota Douma, 7 April ... ada bau yang kuat di sini," sebuah suara terdengar terdengar. Douma terletak sekitar sepuluh kilometer timur laut dari pusat Damaskus, ibukota Suriah.
Direktur Observatorium Rami Abdulrahman mengatakan 11 orang tewas di Douma sebagai akibat mati lemas yang disebabkan oleh asap dari senjata konvensional yang dijatuhkan oleh pemerintah. Dikatakan total 70 orang mengalami kesulitan bernapas.
Organisasi bantuan medis SAMS mengatakan sebuah bom klorin menghantam rumah sakit Douma, menewaskan enam orang, dan serangan kedua dengan "agen campuran" termasuk agen saraf telah menghantam bangunan di dekatnya.
Basel Termanini, wakil presiden SAMS, mengatakan kepada Reuters bahwa 35 orang lainnya telah tewas di gedung apartemen di dekatnya, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak. "Kami menghubungi PBB dan pemerintah AS dan pemerintah Eropa," katanya melalui telepon.
Pemerintah Suriah telah berulang kali membantah menggunakan senjata kimia selama konflik meski bukti-bukti kuat menujukkan hal tersebut.
Pada hari Jumat, pemerintah meluncurkan serangan udara dan darat yang sengit di Douma, kota terakhir yang dikuasai oposiai di Ghouta timur, menewaskan 48 orang dalam 24 jam terakhir saja.
TV Negara menunjukkan awan tebal asap naik dari Douma, tempat Jaish al-Islam bertahan setelah gerilyawan di bagian lain Ghouta timur menerima tawaran perjalanan yang aman ke daerah yang dikuasai pemberontak di bagian utara negara itu.
Tahun lalu, penyelidikan bersama oleh PBB dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) menemukan bahwa pemerintah Suriah bertanggung jawab atas serangan 4 April 2017 dengan menggunakan agen saraf terlarang Sarin di kota Khan Khanikun yang dikuasai oposisi, membunuh belasan orang.
Penyelidikan sebelumnya telah menemukan bahwa pasukan pemerintah Suriah bertanggung jawab atas tiga serangan gas klorin pada tahun 2014 dan 2015.
Daerah yang dikuasai pemberontak di wilayah Ghouta juga terkena serangan kimia besar pada 2013. (st/Reuters)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!