Jum'at, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 13 April 2018 21:00 wib
5.617 views
Takut Jadi Sasaran Serangan AS, Rusia Ungsikan Kapal Perang dari Pangkalan Tartus Suriah
TARTUS, SURIAH (voa-islam.com) - Rusia menarik semua kapal perangnya dari pangkalan angkatan laut Tartus di Suriah pada hari Rabu (11/4/2018) menyusul kemungkinan serangan militer AS di negara yang dilanda perang itu, menurut citra satelit yang baru-baru ini dirilis oleh Israel ImageSat International (IS).
Sebelumnya pada hari Rabu, Presiden AS Donald Trump menerbitkan sebuah tweet dengan kata-kata keras yang memperingatkan Rusia akan serangan yang akan datang sebagai pembalasan atas penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah di Douma.
"Rusia bersumpah untuk menembakkan setiap dan semua rudal yang ditembakkan ke Suriah," Trump tweeted, memperingatkan: "Bersiaplah Rusia, karena mereka akan datang, bagus dan baru dan 'pintar!' Anda seharusnya tidak bermitra dengan Binatang Pembunuh dengan Gas yang membunuh rakyatnya dan menikmatinya!".
Sebagai tanggapan, kepala komite pertahanan Douma dan mantan komandan pasukan udara Rusia, Vladimir Shamanov, mengatakan bahwa "kapal militer Rusia meninggalkan pangkalan angkatan laut Tartus di Suriah untuk memastikan keamanan mereka" dan memperingatkan bahwa Moskow akan mengambil semua langkah, termasuk militer. yang, sebagai tanggapan atas kemungkinan serangan AS terhadap pasukan pemerintah di Suriah.
"Tidak satu tindakan yang melanggar hukum akan dibiarkan tanpa respon," kata Shamanov dikutip oleh Russia Today (RT).
Bagaimanapun, serangan yang "diwanti-wanti" tersebut hingga kini juga belum terjadi meski ancaman dari beberapa pemimpin dunia sebelumnya termasuk dari Trump telah beredar panas sebelumnya.
Bahkan sehari setelah ciutan hari Rabu, Trump justru bersikeras tidak pernah mengatakan kapan serangan terhadap Suriah akan dilakukan.
Lewat Twitter pada Kamis (12/4/2018), Trump menulis dirinya “tidak pernah menyebutkan kapan serangan itu akan dilakukan. Bisa dalam waktu dekat atau tidak secepat itu!”
Sementara itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyerukan untuk tenang, menekankan bahwa pemerintah Rusia "tidak berpartisipasi dalam diplomasi Twitter".
“Kami mendukung pendekatan serius. Kami terus percaya bahwa penting untuk tidak mengambil langkah yang dapat membahayakan situasi yang sudah rapuh, ”kata Peskov seperti dikutip oleh Interfax Rusia. (st/MeMo)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!