Senin, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 9 Desember 2019 17:30 wib
3.383 views
Laporan: Lebih Seperempat Warga Israel Hidup dalam Kemiskinan
TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Sebuah organisasi nirlaba Israel mengatakan lebih dari seperempat dari semua warga Israel hidup dalam kemiskinan dan jumlah anak miskin melebihi satu juta.
Dalam laporan tahunan kemiskinan "alternatif" yang diterbitkan pada hari Senin (9/12/2019), Latet mengatakan lebih dari 2,3 juta warga Israel dan 530.000 keluarga saat ini hidup dalam kemiskinan, termasuk lebih dari satu juta anak.
Laporan ini mengukur kemiskinan menurut rumah tangga yang tidak memiliki kebutuhan esensial di perumahan, pendidikan, perawatan kesehatan, ketahanan pangan dan kemampuan untuk menutupi biaya hidup.
Latet juga melaporkan peningkatan kedalaman kemiskinan dan hambatan untuk pengurangan kemiskinan.
Ketua Latet Gilles Darmon dan direktur eksekutif Eran Weintrob mengatakan selama bertahun-tahun, rezim Israel telah mempertahankan kemiskinan melalui serangkaian prioritas yang buruk yang telah mengabaikan seperempat populasi.
"Tidak hanya tidak ada program operasi multi-tahun dan kebijakan yang mapan, tetapi semuanya juga macet. Tetapi tidak seperti politik, kehidupan kita dan orang miskin yang tinggal di antara kita tidak berhenti," kata mereka dalam sebuah pernyataan bersama.
Laporan Latet datang ketika apa yang disebut Lembaga Asuransi Nasional (Bituach Leumi) akan menerbitkan laporan kemiskinan resmi, yang mengukur kemiskinan berdasarkan pendapatan saja, akhir bulan ini.
Alat ukur alternatif mencatat 526.000 orang tambahan hidup dalam kemiskinan, dibandingkan dengan laporan resmi yang diterbitkan pada Desember tahun lalu.
Sistem politik Israel telah berantakan selama setahun terakhir, sebagian besar karena kesengsaraan hukum Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Jaksa Agung Israel bulan lalu mengumumkan tuduhan suap, penipuan dan pelanggaran kepercayaan terhadap Netanyahu dalam tiga kasus korupsi yang berbeda, dijuluki Kasus 1000, 2000 dan 4000.
Kasus-kasus korupsi membuatnya mendapatkan julukan "menteri kejahatan" oleh warga Israel, yang telah mengadakan rapat umum reguler di depan kediaman jaksa agung untuk mempromosikan dakwaannya.
Dua pemilihan yang diadakan tahun ini berakhir dengan jalan buntu. Baik Netanyahu, maupun Benny Gantz, pemimpin aliansi politik Biru-Putih tengah-kiri, tidak memiliki cukup dukungan di parlemen untuk membentuk kabinet.
Anggota parlemen Israel memiliki waktu kurang dari sebulan untuk mengorganisir koalisi dan memilih seorang kandidat yang bisa memimpin mayoritas 61 di legislatif 120 kursi. Ada indikasi kuat bahwa legislator tidak akan berhasil, yang berarti Israel harus mengadakan pemilihan untuk ketiga kalinya tahun ini. (ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!