Kamis, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 19 Desember 2019 22:05 wib
3.787 views
Protes Perlakuan Buruk di Penjara, 10 Wanita Mesir Ini Mulai Lakukan Mogok Makan Terbuka
KAIRO, MESIR (voa-islam.com) - Sepuluh wanita yang ditahan di penjara wanita Qanater di Mesir telah memulai mogok makan untuk memprotes perlakuan buruk dan kondisi tidak manusiawi mereka.
Para wanita itu mengatakan mereka melakukan pemogokan terbuka sebagai upaya terakhir setelah tidak menemukan jalan hukum untuk mengekspresikan penderitaan mereka.
Di antara wanita-wanita itu adalah Radwa Mohamed yang berusia 25 tahun, yang ditangkap pada bulan September tak lama setelah dia merilis sebuah video yang mengkritik Intisar Al-Sisi, istri presiden, karena tidak menentang suaminya karena kebijakan represifnya.
Setelah dia menghilang, tagar Arab "di mana Radwa" menjadi tren di Mesir.
Juga mogok adalah guru Mesir-Amerika Reem Mohamed Desouky yang ditangkap di bandara Kairo pada Agustus setelah mengkritik rezim di Facebook.
Putranya juga ditahan tetapi kemudian dibebaskan 11 jam kemudian.
Aya Alaa, yang telah bergabung dalam pemogokan, ditangkap selama musim panas setelah menyampaikan belasungkawa kepada mendiang Presiden Muhammad Mursi di rumah keluarganya sehari setelah kematiannya.
Suaminya, jurnalis Hassan El-Kabany, ditangkap kembali pada bulan September tahun ini setelah dibebaskan dari Penjara Tora di mana ia disiksa dan ditolak mendapatkan perawatan medis.
Pasangan itu memiliki dua anak perempuan dan selama pemenjaraan pertama ayah mereka, Aya secara teratur memposting foto mereka di luar gerbang penjara.
Pengacara Mesir dan anggota Partai Istiqlal Sahar Ali, pramugari Soha Saeed, aktivis Asma Khalid, jurnalis Sulafa Magdy, mahasiswa Alaa Al-Sayed, Nada Basyouni dan Yasmine Hisham juga mogok makan.
Awal pekan ini salah satu pendiri gerakan 6 April, Israa Abdelfattah dipindahkan ke rumah sakit penjara Qanater setelah kesehatannya memburuk.
Israa mulai melakukan mogok makan dan minum untuk menekan para jaksa penuntut untuk membuka sebuah kasus menjadi pengaduan bahwa dia telah disiksa di tahanan.
Surat kabar pro-rezim Ahram telah menerbitkan dua artikel, satu yang menyangkal sepuluh narapidana di penjara wanita Qanater melakukan mogok makan, menggambarkan laporan sebagai "palsu".
Dalam sumber yang lain, seorang sumber resmi menyangkal bahwa kesehatan Isra memburuk atau bahwa ia dipindahkan ke rumah sakit, dengan tuduhan, "berita ini sama sekali tidak benar"
Sejak Juli 2013 sekitar 2.762 wanita telah ditangkap di Mesir dan 125 wanita saat ini dipenjara, menurut organisasi hak asasi manusia We Record. (MeMo)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!