Kamis, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 19 Desember 2019 22:35 wib
4.244 views
Para Pemimpin Negara Muslim Serukan Persatuan Dunia Islam di KTT Kuala Lumpur
KUALA LUMPUR, MALAYSIA (voa-islam.com) - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad telah membuka KTT Kuala Lumpur untuk negara-negara Muslim dengan menyerukan strategi baru untuk menghadapi krisis yang dihadapi dunia Islam.
Politisi veteran itu mengatakan bahwa KTT ini memberikan kesempatan untuk membahas masalah dunia Muslim pada tingkat tertinggi karena, seperti semua orang tahu, negara-negara Muslim menghadapi situasi sulit dan melihat warganya bermigrasi ke tanah non-Muslim. "Perang saudara ... dan banyak bencana lainnya," katanya, terus menimbulkan tantangan besar bagi Muslim dan Islam "tanpa upaya serius ... untuk mengakhiri atau mengurangi mereka atau merehabilitasi agama."
Meskipun semua negara Muslim diundang, Saudi dan Mesir terlihat tidak hadir, seperti juga Pakistan dan Indonesia. Presiden Turki, Iran, dan Qatar, serta perwakilan resmi dari 18 negara lain, ikut serta, bersama dengan lebih dari 450 intelektual dan cendekiawan, serta delegasi dari Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas.
Menurut laporan di Al Jazeera, semua pemimpin telah menyerukan persatuan dunia Muslim untuk menghadapi tantangan dan krisis yang dihadapi negara mereka.
Dalam pidato pembukaannya ke KTT, Amir Qatar Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad juga menyerukan dialog di antara negara-negara Muslim untuk menyelesaikan masalah-masalah luar biasa, alih-alih blokade, paksaan, dan diktat. Sheikh Tamim juga menunjukkan bahwa ada standar ganda yang jelas diberlakukan tentang hak asasi manusia. Dia mencatat bahwa blok tertentu melupakan retorika mereka tentang "perang melawan teror" dan bersekutu dengan penjahat perang. Sebelum ditutup, ia menekankan bahwa pendudukan Israel yang sedang berlangsung di Palestina adalah salah satu alasan utama ketidakstabilan di Timur Tengah dan marginalisasi legitimasi internasional.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menggunakan pidatonya untuk menyerukan reformasi Dewan Keamanan PBB. Nasib 1,7 miliar Muslim di seluruh dunia, tegasnya, tidak boleh tetap menjadi "sandera" bagi lima anggota tetap Dewan: AS, Rusia, Cina, Inggris, dan Prancis.
Presiden Erdogan menyerukan diakhirinya kejahatan yang dilakukan terhadap Muslim Rohingya di Myanmar, serta untuk peninjauan kembali hubungan dengan Israel mengingat Yudaisasinya atas Yerusalem dan perlakuan terhadap rakyat Palestina. Pemimpin Turki itu menekankan bahwa negaranya berniat untuk berurusan dengan masalah "terorisme Kurdi" dengan cara yang sama yang telah digunakan untuk berurusan dengan Islamic State (IS). Dia mengharapkan pertemuan puncak untuk membahas alasan konflik internal antara negara-negara Muslim, terorisme, Islamofobia dan tidak adanya keadilan. (MeMo)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!