Seorang Aktor Maroko Ditangkap Karena Diduga Menghina Islam

RABAT, MAROKO (voa-islam.com) - Pihak berwenang Maroko menangkap seorang aktor pada Selasa (26/5/2020) malam setelah ia diduga menghina Islam dalam sebuah klip video yang dibagikan secara luas di media sosial, Arabi21 melaporkan.

Aktor Maroko Rafik Boubker muncul untuk mengejek masjid dan khotbah Jum'at di Instagram Live pada hari Senin, dengan sejumlah teman-temannya.

"Kami berada di masjid semenjak palang ditutup karena dikunci. Palang masjid," kata Boubker dalam video itu menurut Morrocan World News.

Dia dilaporkan mengatakan kepada orang-orang "untuk berwudhu dengan anggur dan melakukan doa dengan wiski".

Aktor ini tampak mabuk dalam video tersebut. Komentar itu memicu reaksi kemarahan di Maroko.

Boubker sejak itu merilis sebuah video di mana dia meminta maaf kepada orang Maroko, mengatakan bahwa dia salah, tidak waras dan dia adalah seorang Muslim.

Jaksa penuntut umum Casablanca telah membuka penyelidikan terhadap Boubker.

Otoritas keamanan mengatakan bahwa mereka telah memantau "konten digital yang diterbitkan di media sosial, di mana tersangka ... menghina agama Islam dan melanggar kesucian ibadah".

Pihak berwenang menambahkan bahwa penyelidikan dibuka setelah keluhan diterima mengenai video tersebut. (TNA)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Laporan: Teroris Syi'ah Dukungan Iran Gali Makam Khalifah Umar Bin Abdulaziz di Idlib
• Komando Afrika AS: Rusia Kerahkan Jet Tempur Ke Libya untuk Bantu Grup Wagner Mendukung Haftar
• Muslimah Ini Jadi Hakim Pertama di Inggris yang Mengenakan Jilbab
• Qatar Airways Akan Lanjutkan Penerbangan ke 80 Tujuan pada Juni
• Prancis Larang Pengobatan Pasien COVID-19 dengan Hydroxychloroquine
• Presiden Filipina Duterte Tidak Akan Izinkan Siswa Kembali ke Sekolah Sampai Vaksin Corona Ditemukan
• Hacker Gantikan Panggilan Adzan di Beberapa Masjid Turki dengan Lagu Protes Italia
• Muslim AS dan Kanada Lakukan Shalat Idul Fitri di Dalam Mobil Di Tengah Pembatasan Virus Corona