Sri Lanka Ajukan 23.270 Dakwaan Terhadap 25 Orang Terkait Serangan Bom Jibaku Minggu Paskah

KOLOMBO, SRI LANKA (voa-islam.com) - Sri Lanka telah mengajukan 23.270 dakwaan terhadap 25 orang sehubungan dengan serangan bom jibaku Minggu Paskah 2019 di gereja dan hotel yang menewaskan 269 orang, menurut kantor presiden.

Tuduhan yang diajukan pada hari Selasa (10/8/2021) di bawah undang-undang anti-teror negara itu termasuk berkonspirasi untuk membunuh, membantu dan bersekongkol, mengumpulkan senjata dan amunisi dan percobaan pembunuhan, katanya pada hari Rabu.

Jaksa Agung juga meminta ketua hakim untuk menunjuk tiga anggota pengadilan tinggi khusus untuk mengadili kasus tersebut dengan cepat, katanya dalam sebuah pernyataan.

Dua kelompok Muslim lokal yang dituduh berjanji setia kepada kelompok Islamic State (IS) disalahkan atas enam serangan bom jibaku yang hampir bersamaan yang menghantam tiga gereja dan tiga hotel pada 21 April 2019.

Pembom jibaku lain yang telah memasuki hotel keempat pergi tanpa meledakkan bomnya tetapi kemudian meninggal setelah meledakkan bahan peledaknya di lokasi yang berbeda.

Gesekan dan gangguan komunikasi antara Presiden Maithripala Sirisena dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe saat itu disalahkan atas kegagalan pemerintah untuk bertindak atas peringatan intelijen asing yang hampir spesifik menjelang serangan.

Itu mengarah pada pemilihan Presiden Gotabaya Rajapaksa kemudian pada tahun 2019 dengan platform keamanan nasional.

Rajapaksa adalah mantan perwira militer dan pejabat pertahanan yang memainkan peran penting dalam mengalahkan pemberontak Macan Tamil dan mengakhiri perang saudara selama 26 tahun.

Kepala keuskupan agung Katolik Roma di Kolombo, Kardinal Malcolm Ranjith, telah berulang kali menuduh bahwa penyelidikan atas ledakan itu tidak dilakukan dengan benar.

Dia mengatakan dia yakin para konspirator sebenarnya masih buron dan menuduh pihak berwenang berusaha melindungi dalangnya.

Ranjith menulis surat keras kepada Rajapaksa bulan lalu, menyatakan ada tuduhan bahwa beberapa anggota badan intelijen negara mengetahui dan bertemu dengan penyerang yang awalnya tidak meledakkan bomnya dan meminta pihak berwenang untuk menyelidiki.

Mengutip pidato di parlemen oleh para legislator, Ranjith mengatakan personel intelijen juga diduga telah membebaskan seorang tersangka dari tahanan polisi.

Kantor kepresidenan mengatakan direktur urusan hukum kepresidenan Harigupta Rohanadeera telah mengirim balasan terperinci kepada Ranjith, tetapi tidak merilis surat itu. (Aje)

Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!

World News lainnya:

• Jerman Tidak Akan Berikan Dukungan Keuangan Jika Taliban Terapkan Syariah Islam Di Afghanistan
• PM Imran Khan: AS Anggap Pakistan Hanya Berguna Untuk Bersihkan Kekacauan Di Afghanistan
• Taliban Bantah Bunuh Warga Sipil Afghanistan, Serukan Penyelidikan Independen Internasional
• Sudan Akan Serahkan Omar Al-Bashir Ke ICC Terkait Konflik Darfur
• Intelijen AS: Taliban Bisa Rebut Ibukota Kabul Dalam Waktu 90 Hari
• Presiden AS Joe Biden Sebut Dirinya Tidak Menyesal Tarik Pasukan Dari Afghanistan
• Sudah 8 Ibu Kota Provinsi Afghanistan Yang Direbut Taliban Dari Pasukan Pemerintah Sejak Jum'at
• AS Ancam Tidak Akan Akui Pemerintahan Taliban Jika Berkuasa Di Afghanistan Melalui Kekuatan