Kamis, 15 Rajab 1446 H / 19 Agutus 2021 20:14 wib
3.487 views
Taliban Rebut Perangkat Biometrik Militer AS Berisi Data Penting
AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Taliban telah merebut perangkat biometrik militer AS yang membahayakan data penting dari tentara AS dan warga Afghanistan setempat yang bekerja sama dengan pasukan asing serta memainkan peran penting selama perang, sebuah laporan media mengatakan pada hari Rabu (18/8/2021).
Perangkat tersebut, yang dikenal sebagai HIIDE, untuk Peralatan Genggam Deteksi Identitas Antar-Lembaga, disita pekan lalu selama serangan Taliban, menurut seorang pejabat Komando Operasi Khusus Gabungan dan tiga mantan personel militer AS, yang semuanya khawatir bahwa data sensitif yang dikandungnya dapat digunakan oleh Taliban, The Intercept Amerika melaporkan.
Perangkat ini berisi pemindaian retina mata, sidik jari, dan informasi biologis. Data ini digunakan untuk mengakses database yang lebih besar. Namun, masih belum jelas berapa banyak data yang telah dikompromikan.
Perangkat ini juga berisi data biometrik dari orang-orang Afghanistan yang membantu AS selama perang. Sekarang, Taliban mungkin menggunakan data ini untuk mengidentifikasi dan menargetkan warga Afghanistan yang bekerja dengan pasukan asing untuk memerangi mereka.
"Kami memproses ribuan penduduk setempat setiap hari, harus ID, menyapu untuk rompi bunuh diri, senjata, pengumpulan intelijen, dll." seorang kontraktor militer AS menjelaskan. "(HIIDE) digunakan sebagai alat ID biometrik untuk membantu ID penduduk setempat yang bekerja untuk koalisi," The Intercept mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.
Gedung Putih yakin bahwa Taliban tidak akan mengembalikan senjata AS yang direbutnya dari pasukan Afghanistan, kata Penasihat Keamanan Nasional (NSA) Jake Sullivan, Selasa.
Sullivan menambahkan bahwa pemerintahan Biden percaya bahwa "sejumlah besar" senjata yang diberikan AS ke Afghanistan saat ini dikuasai Taliban, dan mereka tidak berharap senjata itu akan dikembalikan ke AS.
"Kami tidak memiliki gambaran lengkap, jelas, ke mana perginya setiap artikel bahan pertahanan, tetapi tentu saja, cukup banyak dari itu telah jatuh ke tangan Taliban, dan jelas, kami tidak memiliki perasaan bahwa mereka akan dengan mudah menyerahkannya kepada kami di bandara," tambahnya.
Kelompok jihadis itu menguasai Afghanistan pada hari Ahad setelah memasuki istana presiden di Kabul. Para pemimpin Taliban sedang mendiskusikan rencana pemerintah masa depan di Doha dan berhubungan dengan komunitas internasional dan pihak intra-Afghanistan untuk membuat pemerintahan di Afghanistan.
Dunia sedang mengamati dengan seksama situasi yang sedang berlangsung di Afghanistan ketika negara-negara tersebut bergegas untuk mengevakuasi warganya dari Afghanistan dalam upaya untuk mengamankan rakyat mereka. (BS)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!