Senin, 27 Jumadil Awwal 1446 H / 10 Januari 2022 11:15 wib
3.868 views
Saudi Minta Negara Teluk Bantu Suplai Rudal Patriot Di Tengah Meningkatnya Serangan Syi'ah Houtsi
RIYADH, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Arab Saudi mengimbau sejumlah negara Teluk untuk membantu mereka meningkatkan persediaan rudal Patriot yang menipis sehubungan dengan meningkatnya serangan oleh pemberontak Syi'ah Houtsi yang didukung Iran di Yaman, Financial Times melaporkan pada hari Ahad (9/1/2022).
"Ini adalah masalah yang mendesak. Riyadh mungkin menerima rudal pencegat dari sejumlah negara Teluk, dan kami sedang mengerjakannya. Opsi ini mungkin lebih cepat daripada penjualan langsung dari Amerika Serikat," kata surat kabar itu mengutip seorang pejabat senior AS yang tidak disebutkan namanya.
Patriot – nama aslinya MIM-104 Patriot – adalah sistem rudal permukaan-ke-udara buatan AS. Arab Saudi adalah salah satu sekutu terdekat Washington di Timur Tengah.
Pejabat yang sama dikutip mengatakan bahwa persediaan rudal Arab Saudi bisa habis dalam "bulan" mengingat sejumlah besar serangan oleh pemberontak Syi'ah Houtsi kaki tangan Iran ke selatan di Yaman, yang telah diperangi oleh koalisi pimpinan Saudi sejak 2015.
Dua orang yang diberi pengarahan tentang pembicaraan antara Riyadh dan negara-negara tetangganya mengkonfirmasi bahwa kerajaan telah membuat permintaan semacam itu.
"Ada kekurangan pencegat. Arab Saudi telah meminta pinjaman kepada teman-temannya, tetapi tidak banyak yang bisa didapat," kata salah satu orang.
Pemberontak Syi'ah Houtsi Yaman melakukan serangan dua kali lebih banyak di wilayah Saudi dari Januari hingga September tahun lalu seperti yang mereka lakukan pada periode waktu yang sama tahun 2020, sebuah lembaga pemikir Amerika mengatakan bulan lalu.
Pemberontak Syi'ah Houtsi telah dibantu oleh Pasukan Quds - operasi khusus dan badan intelijen militer Iran - dan partai politik dan milisi Syi'ah di Libanon, Hizbulata.
Perang di Yaman selama bertahun-tahun telah menciptakan "krisis kemanusiaan terburuk di dunia," kata PBB.
PBB memperkirakan 377.000 orang akan tewas akibat konflik sebelum tahun 2021 berakhir. (TNA)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!