Rabu, 26 Jumadil Awwal 1446 H / 16 Februari 2022 19:45 wib
3.432 views
Taliban Ancam Pertimbangkan Kembali Kebijakan Terhadap AS Jika Aset Afghanistan Tetap Dibekukan
KABUL, AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Taliban telah memperingatkan Amerika Serikat bahwa mereka akan dipaksa untuk mempertimbangkan kembali kebijakan mereka terhadap Washington jika menolak untuk membebaskan aset Afghanistan.
Presiden AS Joe Biden mengeluarkan perintah eksekutif yang mengizinkan pelepasan setengah dari $7 miliar dana beku Afghanistan yang disimpan di AS untuk bantuan kemanusiaan agar tersedia untuk pembayaran kepada para korban serangan 11 September.
Langkah itu mendapat tanggapan marah dari Taliban, yang menggambarkan penyitaan itu sebagai "pencurian" dan tanda "kerusakan moral" AS.
"Jika Amerika Serikat tidak menyimpang dari posisinya dan melanjutkan tindakan provokatifnya, Imarah Islam (pemerintah Taliban) juga akan dipaksa untuk mempertimbangkan kembali kebijakannya terhadap negara itu," kata Taliban dalam sebuah pernyataan yang ditandatangani oleh wakil juru bicara Inamullah Samangani. pada hari Senin (14/2/2022). "Serangan 9/11 tidak ada hubungannya dengan Afghanistan," tambahnya merujuk pada serangan pesawat pada 11 September 2001 yang dituduhkan kepada Al-Qaidah.
"Agar Amerika Serikat menghindari celaan internasional dan tidak merusak hubungannya dengan rakyat Afghanistan, ia harus melepaskan keputusannya," tambah pernyataan itu.
Afghanistan memiliki aset sekitar $9 miliar di luar negeri, termasuk $7 miliar di Amerika Serikat. Sisanya sebagian besar berada di Jerman, Uni Emirat Arab, dan Swiss.
AS telah mengumumkan pembekuan aset tersebut beberapa hari setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di negara itu pada 15 Agustus tahun lalu. Sejak itu, Taliban telah memperingatkan konsekuensi ekonomi yang mengerikan, dan bank-bank Afghanistan mengatakan mereka menghadapi kekurangan uang.
PBB juga memperingatkan pada Oktober tahun lalu bahwa tanpa bantuan keuangan atau bantuan kemanusiaan, Afghanistan berada dalam "hitungan mundur menuju bencana."
Badan-badan PBB telah memperkirakan kemiskinan yang hampir universal di Afghanistan, dengan hampir tiga perempat dari populasi bergantung pada makanan dan bantuan lainnya.
Washington, bagaimanapun, mengatakan akhir tahun lalu bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk mencairkan aset Afghanistan. (ptv)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!