Ahad, 25 Jumadil Awwal 1446 H / 20 Maret 2022 20:31 wib
3.807 views
Ukraina: Penjajah Rusia Bom Sekolah Di Mariupol Yang Menampung 400 Orang Yang Tengah Berlindung
KIEV, UKRAINA (voa-islam.com) - Pihak berwenang Ukraina mengatakan pada hari Ahad (20/2/2022) bahwa Rusia telah mengebom sebuah sekolah yang melindungi 400 orang di pelabuhan Mariupol yang terkepung, ketika Moskow mengklaim bahwa mereka telah kembali menembakkan rudal hipersonik di Ukraina, kedua kalinya menggunakan senjata generasi berikutnya pada tetangganya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pengepungan Mariupol, sebuah pelabuhan strategis yang sebagian besar berbahasa Rusia di tenggara di mana utilitas dan komunikasi telah terputus selama berhari-hari, akan dianggap sebagai kejahatan perang, memperingatkan Rusia bahwa ribuan tentara mereka telah tewas dalam serangan itu.
Perang di Ukraina, yang dilancarkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari untuk apa yang dia klaim membasmi pro-Barat di negara bekas Soviet itu, telah memicu krisis pengungsi yang tumbuh paling cepat di Eropa sejak Perang Dunia II, membuat hubungan Rusia-Barat ke posisi terendah selama era perang Dingin, dan mendatangkan malapetaka dalam ekonomi dunia yang masih belum pulih dari pandemi virus corona.
'Orang gila dari seorang pemimpin'
"Kemarin, penjajah Rusia menjatuhkan bom di sebuah sekolah seni No 12," kata dewan kota Mariupol pada aplikasi pesan Telegram pada hari Ahad, menambahkan bahwa sekitar 400 wanita, anak-anak dan orang tua telah berlindung di sana dari pemboman.
"Warga sipil yang damai masih berada di bawah reruntuhan," katanya, seraya menambahkan bahwa bangunan itu telah hancur.
Pemerintah kota juga mengatakan bahwa beberapa penduduk Mariupol dibawa secara paksa ke Rusia dan paspor Ukraina mereka dilucuti.
"Para penjajah mengirim penduduk Mariupol ke kamp penyaringan, memeriksa telepon mereka dan menyita dokumen Ukraina (mereka)," kata Pavlo Kyrylenko, kepala administrasi regional Donetsk, menambahkan bahwa lebih dari 1.000 penduduk Mariupol telah dideportasi.
"Saya mengimbau masyarakat internasional: berikan tekanan pada Rusia dan pemimpinnya yang gila," katanya di Facebook. (AFP)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!