Kamis, 10 Rajab 1446 H / 10 November 2022 18:04 wib
4.727 views
Pasukan Yaman Tembak Jatuh Drone Syi'ah Houtsi Yang Akan Menargetkan Pelabuhan Di Shabwa
SANA'A, YAMAN (voa-islam.com) - Pasukan Yaman pada hari Rabu (9/11/2022) menjatuhkan drone pemberontak Syi'ah Houtsi yang berusaha menargetkan pelabuhan Qena di Shabwa, menurut media lokal.
Pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh pemberontak Syi'ah Houtsi yang didukung Iran berusaha untuk menargetkan sebuah kapal tanker minyak saat menurunkan muatannya di pelabuhan yang terletak di distrik Rudhoum di provinsi Shabwa, situs web lokal Newsyemen melaporkan.
Laporan itu juga mengatakan bahwa kapal tanker itu membawa ribuan ton solar, menambahkan bahwa mereka berhasil menjatuhkannya setelah drone itu jatuh.
Secara terpisah pada hari Rabu, pasukan Yaman juga menjatuhkan drone Syi'ah Houtsi di provinsi Marib, Kantor Berita Yaman (SABA) melaporkan.
Drone bersenjata diluncurkan menuju sebuah kamp untuk pengungsi internal dan ditembak jatuh sebelum mencapai targetnya.
Insiden itu terjadi setelah empat orang terlantar, termasuk dua anak-anak, tewas pada Senin malam setelah pemberontak Syi'ah Houtsi kaki tangan Iran dilaporkan menargetkan sebuah kamp di kota Marib dengan rudal balistik dan drone.
Menurut sebuah laporan oleh komite pemerintah yang bertugas mengelola kamp-kamp pengungsi, 23 lainnya terluka dalam serangan itu.
Pemberontak Syi'ah Houtsi baru-baru ini meluncurkan serangan serupa di Yaman setelah gencatan senjata yang ditengahi PBB berakhir pada awal Oktober.
Salah satu eskalasi besar adalah serangan terhadap terminal minyak al-Dhabba di kegubernuran Hadramaut pada 21 Oktober.
Pemberontak Syi'ah Houtsi mengklaim bahwa mereka melakukan serangan terhadap al-Dhabba sebagai "peringatan" untuk mencegah kapal menyelundupkan minyak mentah dari pelabuhan.
Serangan terhadap al-Dhabba dikutuk secara luas dengan Utusan Khusus PBB untuk Yaman Hans Grundberg menggambarkannya sebagai “eskalasi militer yang sangat mengkhawatirkan.”
Pemberontak Syi'ah Houtsi dan pemerintah Yaman gagal memperbarui gencatan senjata yang ditengahi PBB yang berakhir pada 2 Oktober di tengah perbedaan pembayaran gaji pegawai negeri sipil di daerah yang dikuasai Syi'ah Houtsi. (Aby)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!