Jum'at, 8 Jumadil Awwal 1446 H / 5 Januari 2024 20:30 wib
6.193 views
Jihadis Terkait Islamic State Bunuh 2 Agen Intelijen Militer Di Filipina Selatan
LANAO DEL NORTE, FILIPINA (voa-islam.com) - Jihadis Filipina menyergap dan membunuh dua agen intelijen militer yang sedang mengumpulkan informasi terhadap para tersangka yang terkait dengan pemboman mematikan di kota Marawi Filipina selatan bulan lalu, kata militer pada Kamis (4/1/2024).
Para prajurit tersebut termasuk di antara tiga sersan staf yang mencari informasi tentang Kelompok Daulah Islamiyah-Maute di Munai, sebuah kota terpencil di provinsi Lanao del Norte pada hari Rabu, kata kepala infanteri setempat Mayor Jenderal Gabriel Viray III.
Prajurit ketiga selamat dari serangan itu.
“Mereka melakukan pengumpulan intelijen, pengumpulan informasi. Saat kembali [ke markasnya], mereka disergap,” kata Viray, merujuk pada anggota Batalyon Infanteri 51.
Para tentara tersebut, yang mengenakan pakaian sipil dan mengendarai dua sepeda motor, diserang oleh setidaknya enam anggota “kelompok teroris,” kata Viray.
“Dua dari mereka tewas sementara yang lainnya selamat,” katanya kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa keluarga mereka telah diberitahu.
Daulah Islamiyah atau “Islamic State” memiliki pejuang dari beberapa faksi jihadis Filipina. Salah satu kelompok tersebut adalah Kelompok Maute, yang diambil dari nama Maute bersaudara yang memimpin dan memberikan dukungan logistik selama pengepungan lima bulan di kota selatan Marawi oleh jihadis pro-IS pada tahun 2017.
Misa Katolik dibom
Pada tanggal 3 Desember, hari Ahad, militan mengebom Misa Katolik yang berlangsung di gimnasium universitas di Marawi, menewaskan empat orang dan melukai 50 lainnya.
IS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang terjadi enam tahun setelah para pejuang dari Asia Tenggara dan Timur Tengah diusir dari Marawi setelah gagal dalam upaya menjadikan kota tepi danau itu sebagai kekhalifahan mereka di wilayah tersebut. Militer Filipina, yang didukung oleh AS dan Australia, merebut kembali kota tersebut pada 23 Oktober 2017, setelah pertempuran selama lima bulan yang menyebabkan 1.200 jihadis , tentara, dan warga sipil tewas.
Militer dan polisi daerah telah meningkatkan kewaspadaannya dan melancarkan perburuan besar-besaran terhadap dua pemimpin yang diyakini sebagai dalang serangan terhadap kebaktian gereja pada bulan Desember, kata para pejabat militer. (BN)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!