Rabu, 24 Jumadil Awwal 1446 H / 27 Maret 2024 21:01 wib
7.156 views
Osama Hamdan: Kematian Wakil Komandan Al-Qassam Marwan Issa Belum Terkonfirmasi
BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Seorang anggota senior gerakan perlawanan Palestina Hamas mengatakan bahwa kematian Marwan Issa, wakil kepala staf Brigade Izzuddine Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, belum dapat dikonfirmasi.
“Kami tidak menerima konfirmasi dari para pemimpin Al-Qassam mengenai kesyahidan Komandan Marwan Issa,” kata Osama Hamdan, yang mewakili Hamas di Libanon, pada hari Selasa (26/3/2024).
“Pembunuhan para pemimpin perlawanan tidak melemahkan kami, dan pengumuman Gedung Putih mengenai Marwan Issa menegaskan keterlibatannya dalam perang pemusnahan,” tambah Hamdan.
Namun pasukan pendudukan Israel pada hari Selasa mengklaim bahwa mereka telah membunuh Issa dalam serangan awal bulan ini.
Dia terbunuh “dalam serangan presisi dua minggu lalu oleh angkatan udara berdasarkan intelijen dari Shin Bet,” badan keamanan dalam negeri Israel, klaim juru bicara militer Daniel Hagari.
Dia menyebut Issa “salah satu penyelenggara serangan 7 Oktober” di Israel.
Selama konferensi pers pada tanggal 18 Maret, Gedung Putih mengumumkan bahwa Issa telah terbunuh, namun Israel belum mengomentari masalah tersebut sampai sekarang.
Militer Israel sebelumnya mengklaim bahwa mereka telah menargetkan Issa dalam serangan udara di kompleks bawah tanah di Gaza tengah pada 9-10 Maret.
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh TV al-Aqsa pada bulan Maret tahun lalu, Issa mengatakan bahwa Tepi Barat dan al-Quds yang diduduki merupakan “arena aksi dan pengaruh strategis” pada saat ini, dan menegaskan kembali bahwa perlawanan tidak akan tinggal diam di kedua wilayah tersebut. .
“Kami akan membela rakyat kami dengan sekuat tenaga ketika intervensi langsung diperlukan,” kata Issa.
“Semangat kemartiran warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki belum pernah terjadi sebelumnya dan rakyat kami serta perlawanan Palestina… di kawasan ini sangat menyadari kebenaran perlawanan dan persatuan nasional dalam menghadapi pendudukan,” simpulnya.
Issa, pemimpin tertinggi sayap militer Hamas di Gaza, diduga merupakan dalang operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 7 Oktober terhadap rezim Zionis Israel sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Operasi Hamas pada 7 Oktober dilakukan sebagai respons atas pelanggaran Israel terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa di timur al-Quds yang diduduki.
Sebagai tanggapan, rezim Israel melancarkan perang genosida di Jalur Gaza yang terkepung yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 32.300 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai sekitar 74.000 lainnya.
Rezim Tel Aviv juga memberlakukan “pengepungan total” terhadap wilayah tersebut, memutus bahan bakar, listrik, makanan, dan air bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di sana. (ptv/Ab)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!