Selasa, 10 Rabiul Akhir 1446 H / 2 Juli 2024 20:03 wib
8.596 views
Laporan: 'Israel' Bersiap Untuk Serang Libanon Pada Pertengahan Juli
BERLIN, JERMAN (voa-islam.com) - Israel mengklaim akan memulai operasi ofensif di Libanon pada paruh kedua bulan Juli kecuali Hizbulata menghentikan tembakannya, Bild Jerman melaporkan pada hari Senin (1/7/2024), mengutip sumber-sumber diplomatik.
Kelompok Hizbulata, telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan menghentikan serangannya kecuali “Israel” mengakhiri genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
Libanon dan "Israel" telah berperang sejak 8 Oktober, menyusul operasi Badai Al Aqsa dan pemboman intensif pasukan pendudukan di Gaza, yang menyebabkan Hizbulata meluncurkan front dukungan bagi rakyat Palestina.
Terlepas dari dukungan Amerika Serikat terhadap “Israel”, pemerintahan Biden dengan tegas mendesak pasukan pendudukan untuk tidak berperang dengan Libanon, karena hal itu akan menjadi bencana besar bagi kedua belah pihak dan berpotensi memicu perang regional.
Di tengah kekhawatiran akan terjadinya perang skala penuh antara “Israel” dan Libanon, tujuh negara telah mendesak warganya untuk mengungsi dari Libanon, sementara lima negara lainnya memperingatkan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Libanon saat ini.
Warga negara Saudi yang saat ini berada di Libanon pada hari Sabtu diminta oleh Kedutaan Besar Saudi di Beirut "untuk segera meninggalkan wilayah Libanon" dan diingatkan untuk "tetap berhubungan dengan kedutaan jika terjadi keadaan darurat."
Australia "sangat menyarankan" warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke wilayah tersebut, dan mendorong warga yang sudah berada di Libanon untuk segera meninggalkan negara tersebut ketika pesawat komersial masih beroperasi.
Kementerian Luar Negeri Belanda menyarankan masyarakatnya untuk tidak melakukan perjalanan ke Libanon dan melakukan evakuasi melalui maskapai penerbangan komersial yang tersedia.
Kementerian Luar Negeri Jerman menekankan bahwa “situasi di perbatasan antara Israel dan Libanon sangat tegang” dan meminta warganya yang tinggal di Libanon untuk kembali ke rumah mereka.
Pemerintah Kanada juga meminta warganya yang tinggal di Libanon untuk kembali ke rumah, sebagaimana pernyataan Menteri Luar Negeri Melanie Joly mengatakan, "Keselamatan dan keamanan warga Kanada di dalam dan luar negeri adalah prioritas utama Kanada".
Makedonia Utara juga meminta agar warga negaranya mengungsi sesegera mungkin, sementara Kuwait meminta warganya untuk segera pergi “mengingat situasi keamanan yang terjadi di wilayah tersebut.” (MYD/Ab)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!