Rabu, 21 Jumadil Awwal 1446 H / 11 Oktober 2023 07:22 wib
35.041 views
Saat Ibadah Dihantui Perasaan Riya'
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Setiap muslim sepantasnya khawatir dan takut terhadap riya'. Yaitu niatan saat beramal supaya dilihat dan diperhatikan manusia sehingga mereka memujinya. Riya' ini akan merusak dan menghancurkan amal shalih yang dikerjakan. Akibatnya, amal tersebut tertolak. Jika amal ibadah tertolak karena riya', maka seolah-olah dia tidak melaksanakan perintah ibadah tersebut. Karena Allah Ta'ala memerintahkan beribadah kepada-Nya dengan keikhlasan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus." (QS. Al-Bayyinah: 5)
Riya’ termasuk jenis penyakit sangat berbahaya karena bersifat lembut (samar-samar) tapi berdampak luar biasa. Sangat halus dan lembut saat masuk dalam hati sehingga kebanyakan orang tak sadar kalau telah terserang penyakit ini. Sedangkan dampaknya sangat luar biasa, karena bila suatu amalan dijangkiti penyakit riya’ maka amalan itu tidak akan diterima. Oleh karena itu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sangat khawatir bila penyakit ini menimpa umatnya. Dalam sabdanya,
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُ قَالَ الرِّيَاءُ
"Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar (syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul ashghar? Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Ar Riya’.” (HR. Ahmad dari shahabat Mahmud bin Labid no. 27742)
Dari Abu Said Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sesuatu yang lebih aku takutkan atas kalian daripada al-Masih al-Dajjal?" Para sahabat menjawab, "Baiklah, Ya Rasulallah." Beliau bersabda:
الشِّرْكُ الْخَفِيُّ أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ يُصَلِّي فَيُزَيِّنُ صَلَاتَهُ لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ
"Yaitu Syirik Khafi (samar), seseorang berdiri shalat lalu memperbagus shalatnya karena tahu ada seseorang yang memperhatikannya." (HR. Ibnu Majah dan Ahmad. Dishahihkan al-Albani dalam al-Misykah, no. 4194)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Allah Ta'ala berfirman:
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنْ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
"Aku adalah Sekutu Yang Maha Cukup, sangat menolak perbuatan syirik. Siapa yang menjalankan satu amalan, dia menyekutukanku dengan selainku dalam amalannya tersebut, maka aku tinggalkan dia dan (tidak aku terima) amal syiriknya tersebut." (HR. Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan tentang makna di atas, "Aku (Allah) tidak butuh dari persekutuan dan selainnya. Maka siapa yang mengerjakan satu amalan untuk-Ku dan untuk selain-Ku Aku tidak akan menerimanya. Bahkan Aku tinggalkan amal itu untuk selain-Ku itu. Maksudnya bahwa amalan orang berbuat riya' adalah batil, tidak diberi pahala, dan ia berdosa dengan amal itu." (Syarah Nawawi 'ala Muslim, no. 5300)
Berlebihan dalam takut kepada riya' sehingga menjadikan jalan bagi syetan untuk menimpakan penyakit was-was, juga patut diwaspadai. Karena syetan berkeinginan untuk menimpakan keburukan kepada setiap muslim dan menjauhkan mereka dari ibadah. Menimpakan keburukan dengan ketersiksaan, keragu-raguan, ketidaktenangan, dan semisalnya. Sedangkan menjauhkan dari ibadah, karena terkadang seseorang yang merasa tidak mampu ikhlas kemudian dia meninggalkan amal ibadah tersebut. Inilah yang dimau oleh syetan.
Dalam rublik Fatawa di situs Islam Islamway.com, seseorang menanyakan kondisi yang dialaminya. Dia sudah biasa melaksanakan puasa sunnah Senin-Kamis cukup lama. Dan pada bulan Ramadhan, dia berinfak dan melaksanakan shalat malam. Namun dia memiliki kendala, dalam beberapa hari ini dia merasakan penyakit was-was dalam dirinya, ia merasa akan meninggal su'ul khaitmah. Dia merasa dalam bagian dari hadits, seorang laki-laki mengamalkan amalan ahli surga hingga jarak antara dirinya dengan surga hanya satu jengkal, lalu ia didahului kitab (catatan takdir), ia mengamalkan amalan ahli neraka dan mati di atasnya sehingga masuklah ia ke dalam neraka. Perasaan itu membuat dirinya takut bershadaqah dan kontinyu melaksanakan qiyamullail. Ia melihat dirinya berlaku riya' dan munafik sehingga ia terus berdoa, "Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari riya', nifak, dan su'ul khatimah."
Pada saat ia melaksanakan shalat tarawih di masjid, di sela-sela pelaksanaanya ia merasakan lagi perasaan was-was, bahwa dia seorang munafik. Hal itu karena ia tidak merasakan ketenangan dan kekhusyu'an dalam dirinya. Padahal ia yakin, mendengarkan Al-Qur'an dengan seksama saat shalawat Tarawih itu bisa menumbuhkan ketenangan. Pertanyaannya, ini dari syetan atau ada sesuatu apa?
Syaikh Abdul Hayyi Yusuf menjawab dengan beberapa point sebagai berikut: Pertama, kamu di atas kebaikan karena telah menjalankan beberapa amal shalih berupa shalat, puasa dan Tarawih. Saya berhusnudzan kepada Allah, semoga Anda termasuk dalam firman-Nya:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آَتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُون
"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka." (QS. Al-Mukminun: 60)
Kedua, kewajiban atas seorang muslim adalah agar bersungguh-sungguh merealisasikan keikhlasan dan menjauhi perilaku riya' yang ditakuti oleh orang-orang shalih. Maka tidak mengapa engkau memperbanyak doa agar Allah menjauhkanmu dari penyakit riya' ini.
Ketiga, rasa was-was yang menyerangmu saat melaksanakan shalat, engkau merasa telah berbuat riya', maka sesungguhnya itu berasal dari syetan supaya memalingkanmu dari ketaatan kepada Tuhanmu. Maka teruslah beramal dan perbanyaklah doa serta tundukkan jiwamu (dari berbuat riya'). Saya memohon kepada Allah agar berkenan menerima amak shalih kita semua. [PurWD/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!