Ahad, 23 Jumadil Awwal 1446 H / 3 Agutus 2014 02:18 wib
18.052 views
Makar Media Sekuler Pada ISIS Justru Menjadi Bumerang Bagi Mereka Sendiri
SUARA PEMBACA:
oleh: M.Andi Satya Wismoyo
Sahabat Voa-Islam, Islamophobia dimana-mana...
Cara media sekuler memberitakan IS (dulunya ISIS) tidak jauh beda dengan cara mereka memberitakan tentang kasus bom Bali, bom JW Marriot, I'dad Aceh, dsb waktu dulu, yang menampilkan sang pecundang berlabel "pahlawan" densus (banci) 88.
Ya, awalnya orang-orang ikut terkena doktrin sesat mereka, tapi dengan cara mereka yang bodoh, tolol, oon, bloon, dungu, tidak berotak itulah membuat orang-orang pilihan Allah mencari-cari info tentang kebenaran yang sebenarnya, hingga Qadarullaah... hidayah itu menghampiri orang-orang pilihan Allah dari semula netral bahkan anti "teroris" (baca: mujahidin) menjadi pro-teroris (baca: mujahidin).
Jujur saja, ana dulunya orang yang paling mengecam tindakan "teroris" yang menurut ana (waktu itu masih terkena doktrin media kafir) kalau "teroris" itu mengancam ketentraman suatu negara, bahkan dulu ana pengagum banci Den 88 itu sampai-sampai saat ada pemberitaan penggrebekan "teroris" oleh banci 88 baik di MetroTv maupun TV One tengah malam pun ana rela begadang.
Tidak sampai di situ, dulu pun ana anti dengan para "teroris" seperti Amrozi, cs, Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, Umar Patek, dsb. Tapi pemberitaan "teroris" dilakukan secara over dosis daripada pemberitaan lainnya seperti kasus korupsi, kolusi, nepotisme, dsb membuat ana penasaran ada apa dengan "teroris" sehingga media (bajingan) itu tiap harinya memberitakan "teroris"???
Belum lagi pemberitaan kenapa orang atau kelompok yang dicap "teroris" itu harus beragama Islam??? Sedangkan RMS (Republik Maluku Serikat) maupun OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang mengancam eksistensi NKRI tidak dicap "teroris" oleh karena kedua kelompok itu bukan beragama Islam???
Belum lagi pemberitaan kenapa orang atau kelompok yang dicap "teroris" itu harus beragama Islam??? Sedangkan RMS (Republik Maluku Serikat) maupun OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang mengancam eksistensi NKRI tidak dicap "teroris" oleh karena kedua kelompok itu bukan beragama Islam???
Belum lagi apa yang dilakukan negara zionis Israel yang telah membantai orang-orang Palestin tidak dicap "teroris"??? Tindakan-tindakan Amerika, cs dalam perang di Afghan, Iraq, dll yang telah membunuh puluhan ribu warga setempat, memperkosa wanita-wanita, menewaskan anak-anak dan orang-orang uzur, tidak disebutnya teroris???
Belum lagi kasus pembantaian orang-orang kafir terhadap muslim-muslim di Poso, Ambon, dan wilayah sekitarnya tidak disebut teroris??? Sehingga muncul pertanyaan, benarkah teroris itu label yang hanya dicapkan pada orang atau kelompok yang beragama Islam???
AlhamduliLlaah...
melalui makar mereka sendirilah hidayah dari Allah menghampiri ana hingga ana akhirnya berada pada barisan "teroris". Dan ana yakin tidak cuma ana sendirian yang mengalami hal demikian, banyak saudara/i kita yang lain yang tersadar justru melalui makar-makar orang kafir itu sendiri. Tidak menutup kemungkinan hal tersebut terjadi pula pada IS (dulunya ISIS) saat ini, awalnya orang-orang terkena doktrin mereka, tapi ujung-ujungnya mereka penasaran hingga akhirnya membela IS, in syaa Allaah...
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!