Sabtu, 27 Jumadil Awwal 1446 H / 18 Juni 2016 14:35 wib
8.919 views
Ada Kebohongan Nasional Tutupi PKI, Juga Ada Kebohongan Sistematis Tutupi Borok Demokrasi-Kapitalis
Sahabat VOA-Islam...
Mantan Ketua MPR Amien Rais menilai ada kebohongan yang sedang dilakukan untuk menutupi kebangkitkan Partai Komunis Indonesia (PKI). Amien melihat PKI tengah menyusun berbagai cara untuk berusaha bangkit kembali di Indonesia.
"Ada kebohongan nasional yang secara sistematik itu dibuat oleh tokoh kita. Mereka bilang komunisme sudah usang, tidak usah ditakuti, sudah tidak ada di mana-mana. Orang seperti ini sangat tidak bertanggung jawab, pura-pura bodoh," katanya, di Universitas Muhammadiyah Surakarta pada Jumat (10/6) sore.
Berbagai cara dilakukan PKI untuk bangkit kembali. Kata Amien, saat ini komunis tengah berupaya terlebih dulu menghancurkan akhlak bangsa dengan menjadikan hak asasi manusia (HAM) sebagai tameng. "Belum lagi pornografi, narkoba, menggiatkan juga itu kita sudah terjebak dengan komunisme kultural," ujarnya. Lebih lanjut ia meminta agar pemerintah bersikap tegas terhadap upaya segelintir orang yang ingin menghidupkan PKI. Mantan Ketua Umum PAN itu pun mengendus ada pemimpin-pemimpin yang mempunyai jabatan dan posisi tinggi di pemerintahan menjadi motor untuk kebangkitan PKI.
"Saya ingin menarik perhatian kepada teman-teman saya yang berkuasa, jangan main-main dengan komunisme. Orang yang berkata negara harus minta maaf pada PKI harus dimintai pertanggungjawaban. Ironisnya, ada yang memimpin negeri ini, posisinya pun tinggi, mari kita cari tahu bersama," jelas mantan ketum PP Muhammadiyah kepada republika.co.id.
Pada tulisan Taufiq Ismail di harian Republika (12/8/15). Di tulisan bertajuk Presiden Mau Minta Maaf kepada PKI? , seperti menunjukkan kemarahannya, nampak sekali di tulisan itu berusaha menegaskan kembali bahwa berbahaya dan kejam.
Memang PKI harus dicegah eksis kembali, namun umat juga perlu dijelaskan bahaya praktik ideology kapitalisme yang nyata-nyata memecah belah negeri ini dan seluruh dunia. Masyarakat di negara-negara berkembang dipaksa untuk melaksanakan prinsip-prinsip ekonomi politik dan ekonomi yang berbahaya ini, karena Barat tahu akan akibat dan penderitaan yang amat serius yang akan dirasakan oleh masyarakat yang lemah. Tak urung, hal ini menyingkap sifat dasar sistim kapitalis yang eksploitatif: sebuah sistim yang didasarkan hanya pada keuntungan personal yang tidak dapat mengangkat kesejahteraan semua penduduk dunia.
Sekarang negara ini mengalami krisis spritual yang akut. Kapitalisme dengan sistem sekulernya telah mengerdilkan agama sekedar urusan ritual, moralitas, dan spritual. Sementara dalam aspek sosial, politik, dan kenegaraan, agama dicampakkan. Kehidupan sosial dan politik pun menjadi buas, rakus, dan kering karena tidak diatur agama. Masyarakat pun menganggap agama tidak lagi menjadi begitu penting dalam kehidupan mereka. Meskipun tentu saja banyak diantara mereka yang masih beragama. Sebab mereka tidak melihat agama sebagai solusi praktis dalam persoalan sosial politik mereka.
PKI terbukti membuat jutaan manusi sengsara. Namun masyarakat juga perlu tahu kapitalisme juga haus darah dan mesin pembunuh. John Pike dari www.GlobalSecurity.org, sebuah grup riset, tentara Amerika menghamburkan 250.000 peluru untuk menembak mati tiap seorang gerilyawan. Biaya perang demikian besar. Staf Partai Demokrat di Kongres menghitung dari 2002 sampai 2008, perang yang lebih panjang dibanding Perang Dunia kedua itu, menghabiskan 1,3 trilyun dollar.
Implikasi dari pencampakan agama ini , kiblatnya demokrasi AS, masyarkatnya mengalami kerusakan pranata sosial yang akut. Tingginya tingkat kriminalitas, stress, pornografi , aborsi dan pelacuran menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dari negara kapitalis ini. Menurut studi yang dilakukan oleh National Victim center pada tahun 1992, 1,3 wanita yang berumur 18 tahun keatas di USA diperkosa dengan paksa setiap menit; 78 wanita per jam; 1.871 wanita per hari, atau 683,000 korban per tahun. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS memperkirakan, jumlah pengidap virus tersebut mencapai 1,1 juta orang!
Hari ini sebagian propgandis masih bicara demokrasi harus ditegakkan lewat dukungan rakyat dan tanpa kekerasaan (non violance). Tapi lihatlah di Palestina, Suriah, Uzbekistan, Rusia, Myanmar, Irak dan Afghanistan, demokrasi dipaksakan di negara dengan senjata. Mereka bicara bahwa setiap rakyat berhak mengekspresikan keinginan mereka, namun AS dengan berbagai cara menghalangi upaya kaum muslim di dunia untuk menerapkan syariah dalam kehidupan negara dan politik mereka. Negara-negara Barat dengan tudingan teroris menggunakan penguasa-penguasa negeri muslim yang merupakan kaki tangan mereka untuk meredam, menghalangi, hingga menyiksa siapapun yang ingin memperjuangkan syariah Islam.
Yang jelas, krisis ke depan terus membesar dan menjalar. Krisis ini juga kembali membuktikan bahwa sistem kapitalisme sangat rapuh yang dikenal dengan The Bubble Economy . Ekonomi kapitalisme bagaikan balon yang terus membesar namun sangat rapuh. Hizbut Tahrir dalam bookletnya yang berjudul Sebab-sebab Kegoncangan Pasar Modal Menurut Hukum Islam, telah menjelaskan pangkal kerapuhan dari sistem ekonomi ini ada tiga : sistem perseroan terbatas (PT), sistem perbankan ribawi, dan sistem uang kertas inkorvertibel (flat money).
Sistem Kapitalisme telah menumbuhsuburkan ekonomi non riil yang nilai transaksinya jauh lebih besar dari ekonomi riil. Terjadi pula kesenjangan dan penumpukan modal pada segelintir orang. Majalah “The Economist” dalam analisisnya terhadap krisis menggarisbawahi pandangan tersebut:” penumpukan kekayaan dan bencana adalah bagian dari sistem keuangan Barat”
Sistem kapitalis dibangun atas dasar kerakusan. Ideologi materialisme yang hanya mementingkan kekayaan telah membuat masyarakat terutama pemilik modal besar menjadi rakus. Tidak pernah puas terhadap produksi yang mereka hasilkan dan tidak pernah puas terhadap prilaku konsumtif mereka. Ironisnya, mereka melanggar prinsip ekonomi mereka sendiri yang mengatakan negara tidak boleh campur tangan. Lewat Bailout , pemerintah Bush justru mengeluarkan dana 700 milyar US dollar untuk membantu perusahaan AS yang akan ambruk.
Kita tidak perlu ragu untuk mencampakkan demokrasi dan sistem ekonomi liberal. Sebab, sistem tersebut adalah sistem kufur dan lahir dari ideologi Kapitalisme yang kufur. Ideologi ini membatasi agama hanya mengatur urusan privat. Ini jelas bertentangan dengan Islam. Sebab, Islam adalah dîn kâmil syâmil yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.,
Prinsip dasar demokrasi adalah kedaulatan rakyat. Konsekuensinya, otoritas menetapkan hukum ada di tangan rakyat yang diwakili oleh lembaga legislatif. Padahal menetapkan hukum, menghalalkan dan mengharamkan segala sesuatu, bukan merupakan otoritas manusia. Memberikan otoritas tersebut kepada manusia merupakan kejahatan besar.
Ongkos demokrasi yang amat mahal terbukti menjadi pemicu utama maraknya korupsi. Demokrasi yang dipropagandakan “dari, oleh, dan untuk rakyat” pada praktiknya hanya untuk kepentingan para pemilik modal dan korporasi. Berbagai undang-undang liberal yang dihasilkan justru menyengsarakan rakyat. Bahkan demokrasi juga menjadi pintu masuk bagi negara-negara kafir penjajah untuk menguasai dan merampok kekayaan alam.
Namun anehnya, demokrasi dan sistem ekonomi liberal tetap saja dipertahankan. Belum ada tanda-tanda untuk diakhiri. Apakah berbagai kerusakan dan keboborokan yang ditimbulkan oleh sistem tersebut tidak membuat kita sadar? [syahid/voa-islam.com]
Penulis: Umar Syariifudin (Lajnah Siyasiyah DPD HTI Kota Kediri)
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!